Wisata Ke Desa Teluk Meranti, Pelalawan, Riau

Citrust.id – Bagi yang senang dengan wisata ke pesisi pantai untuk melihat ombaknya, maka jangan pernah tetinggal untuk bisa datang ke Kelurahan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau. Desa ini begitu terkenal di kalangan para peselancar di seluruh dunia. Desa yang dibelah aliran Sungai Kampar dengan panorama berupa dataran rendah berawa-rawa.
Daya tarik utamanya adalah ombak Bono di Sungai Kampar yang membuat kamu bisa berselancar sangat lama. Ombak Bono merupakan suatu fenomena alam akibat adanya pertemuan arus sungai menuju laut dan arus laut yang masuk ke sungai akibat pasang.

Kelurahan ini berbatasan langsung dengan Suaka Margasatwa Kerumutan dan Kabupaten Indragiri Hilir pada bagian selatan, dengan Desa Teluk Binjai pada bagian barat, Desa Pulau Muda pada bagian timur, dan Kabupaten Siak pada bagian utara.

Secara geografis, desa ini termasuk desa di daerah aliran sungai, yaitu Sungai Kampar. Sehingga pusat pemukiman penduduk berada di sepanjang aliran sungai. Luas wilayah kelurahaan ini sekitar 135.477 hektar, yang terdiri dari pemukiman (126 hektar), sawah (5.420 hektar), perkebunan (20.024 hektar), lahan tidur (12.480 hektar), dan hutan (97.427 hektar). Kelurahan ini terbagi atas 1 dusun dengan 4 RW dan 15 RT (BPS 2004).

Jumlah penduduk Kelurahan Teluk Meranti sebanyak 2.282 jiwa, dengan komposisi 1.168 laki-laki dan 1.114 perempuan. Sumber mata pencaharian utama masyarakat adalah dalam bidang pertanian. Sarana pendidikan yang ada adalah sebuah Sekolah Dasar, sebuah SMP, dan sebuah SMA. Di desa ini terdapat lokasi HTI PT Arara Abadi.

Ombak besar di laut, itu pemandangan biasa. Ombak besar di sungai, itu fenomena alam luar biasa. Sungai umumnya memiliki riak atau gelombang kecil, namun di hilir Sungai Kampar, ombak sungai air tawar itu dapat mencapai ketinggian lima meter.

BACA JUGA:  Tidak Kalah dari Kekeunhof Belanda, Indonesia Juga Punya Banyak Taman Bunga Cantik!

Dahulu kala pada era nenek moyang suku yang bermukim di tepian semenanjung Kampar, gelombang yang disebut dengan “bono” itu merupakan pemandangan mengerikan dan ditakuti. Maklum saat itu belum ada penjelasan ilmiah sementara berbagai cerita seram dan bencana kerap dikisahkan secara turun temurun oleh orang-orang tua kepada anak dan cucu. Mitos yang bertahan sampai kini adalah, ombak bono digambarkan sebagai tujuh hantu. Hantu itu berupa ombak tujuh lapis. Ombak besar berada di depan yang diikuti oleh enam ombak kecil di belakangnya.Sekarang ini ketinggian bono berkurang seiring dibangunnya waduk. Pembangkit Listrik Koto Panjang di hulu sungai sejauh 300 kilometer dari semenanjung Kampar, pada tahun 1997.

Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Eko Putro Sandjojo memberi penghargaan untuk 10 desa yang berhasil mengembangkan daerahnya di bidang wisata. Sebanyak 10 desa itu menjadi terbaik dalam tiap kategori Desa Wisata Awards 2017 yang digelar Kementerian Desa PDTT dan Desa Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Riau menjadi yang terbaik kategori Desa Wisata Kreatif.(Dari berbagai sumber) /sw

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *