Telkom Sulap Pasar Batik Trusmi Jadi Kampung UKM Digital

CIREBON (CT) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) melalui Divisi Business Services DBS) berhasil menyulap Pasar Batik Trusmi Cirebon, menjadi Kampung UKM Digital dalam rangka mewujudkan pelaku usaha mandiri dan Go Global.

Pasar Batik Trusmi Cirebon, merupakan lokasi keempat sejak peluncuran Kampung UKM Digital yang pertama kali diluncurkan di Kampung Keranggan Tangerang Selatan 1 Juni 2015 lalu. Sebelumnya, Telkom telah berhasil menjadikan Sentra Kaos Suci Bandung dan Sentra Kain Tenun Samarinda sebagai Kampung UKM Digital.

Kampung UKM Digital ini melengkapi berbagai program pengembangan UKM yang sebelumnya sedang berjalan, seperti edukasi pemanfaatan TIK bagi UKM di 500 sentra UKM di berbagai kota, 20 Kampung Nelayan Digital, Roadshow BAGUS Indonesia di 30 kota. Target akhirnya, ada sejuta UKM yang berhasil mengadopsi teknologi digital dari Telkom.

“Cirebon yang dikenal sebagai kota penghasil batik khas mega mendung dan industri kerajinan lainya menginspirasi kami untuk segera merambah dengan peluncuran 10 program Kampung UKM Digital oleh menteri perdagangan RI Enggartiasto Lukita dan di hadiri bupati cirebon serta sultan kasepuhan besok 11 Agustus 2016.  yang berlokasi di balai desa tegalwangi kecamatan weru kabupaten cirebon yang merupakan sentra kampung wisata rotan” kata Executive General Manager Divisi Business Service Telkom Yusron Hariyadi.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Enterprise & Business Service TELKOM, Muhammad Awaluddin mengungkapkan hingga Desember ini rencananya ada 60 Kampung UKM Digital dihadirkan Telkom.

“Setiap kampung UKM itu nanti diberikan stempel khas yang artinya sudah di validasi oleh tim internal Telkom atau Komite Penilai Program menjadi Kampung UKM Digital,” katanya.

Diungkapkannya, ada dua komponen besar yang dapat dipertimbangkan untuk menyulap sebuah lokasi menjadi Kampung UKM Digital oleh Telkom.

BACA JUGA:  Jelang Ramadan, Pemkab Majalengka Gelar Pasar Murah

Pertama, adanya  Core Ecosystem yang menunjukkan keterhubungan antara supplier, produsen, dan saluran distribusi. Kedua, Business Ecosystem yang menunjukkan adanya keterhubungan supplier,produsen, wholeseller,retailer,konsumen akhir, dukungan pemerintah dan lembaga keuangan.

Setelah dua komponen besar terpenuhi, Telkom juga menetapkan parameter implementasi bagi Kampung UKM Digital diantaranya, tersedianya infrastruktur jaringan broadband, adanya wadah komunitas UKM seperti koperasi atau lembaga sejenis.

Berikutnya, pemanfaatan teknologi informasi di dalam dua ekosistem, misalnya eCommerce. Adanya proses sharing knowledge terkait TI di dalam ekosistem, adanya supervisi dari Pemerintah dan keterlibatan stakeholder lainnya (asosiasi, komunitas, dan akademisi) yang saling mendukung untuk terjadinya akselerasi implementasi pemanfaatan TI di kampung UKM Digital.

Kedepan kita ingin Kampung UKM Digital itu juga transaksi dengan e-Money,” katanya

Untuk sukses pelaksanaan Kampung UKM Digital ini, Telkom tentu saja tidak berdiri sendiri. Telkom mengajak berkolaborasi dengan pihak-pihak lain, atau dikenal dengan Penta-Helix, yakni akademisi, pelaku bisnis, komunitas, birokrasi dan media dalam konsep ABCGM.

“Kolaborasi tersebut akan mempercepat pengembangan kemampuan pelaku UKM Indonesia,” tutur Yusron. (Johan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *