Sejumlah Petani Tembakau dan Ubi Jalar di Majalengka Keluhkan Harga Tak Stabil

Majalengkatrust.com – Nasib para petani tembakau di Majalengka penuh ketidakpastian. Pasalnya ketika mereka menanam sedikit, harga jual tembakau mahal namun ketika panen banyak, harga jual menjadi murah.

“Tahun ini untuk tembakau kualitas bagus, harga sampai Rp65 ribu per kilogram dari sebelumnya harga paling tinggi rata-rata hanya Rp50 ribu per kilogram,” kata Ade Mulyana, petani tembakau di Desa Babakansari, Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka, Jumat (08/09).

Dikatakan dia, untuk tembakau kualitas biasa saja harganya mencapai Rp45-50 ribu per kilogram, tapi sangat disayangkan para petani di desanya hanya sedikit yang menanam karena khawatir kondisi cuaca seperti tahun kemarin yang sepanjang tahun hujan.

“Kendala utama petani tembakau adalah permodalan dan kondisi cuaca yang tidak menentu, sebab kualitas tembakau ditentukan hanya satu hari saja, petani menanam sedikit karena takut cuaca seperti tahun kemarin, ternyata cuaca tahun ini bagus, panas cocok untuk menjemur tembakau. Jika tidak kering dalam satu hari harga tembakau bisa turun 50 persen,” ujarnya.

Hal senada dikeluhkan petani Ubi Jalar asal Kecamatan Maja, Agus (45) yang mengungkapkan ketika petani menanam Ubi sedikit, harga Ubi jalar malah mahal mencapai Rp4 ribu per kilogram.

“Biasanya harga ubi jalar paling mahal Rp1.500-2.000 per kilogram, sekarang sampai Rp4 ribu per kilogram, namun susah cari ubinya, karena petani banyak yang menanam Padi atau palawija lainnya seperti di Desa Kagok, Kecamatan Banjaran yang sebelumnya merupakan sentra Ubi Jalar,” ungkap dia. (Abduh)

BACA JUGA:  BPJS Kesehatan Cirebon Tambah Jalinan Kerja Sama dengan Dua FKTP

Komentar