Citrust.id – Saat menjadi pemateri pada diskusi Kaji Media yang digagas komunitas Jaga Jari bertajuk “Ruang Maya Arena Kontestasi Pilkada”, Video Journalist Trans7/CNN Indonesia, Khaerudin Imawan, mengungkapkan, ruang maya di era sekarang menjadi arena kontestasi atau pertarungan politik.
Pesan maupun komunikasi berupa status, foto maupun video di ruang maya dikemas sedemikian rupa menjadi produk kampanye dan pencitraan yang dianggap lumrah oleh masyarakat.
“Keberhasilan dalam menghegemoni pemikiran masyarakat di ruang maya adalah ketika suatu objek sudah dianggap lumrah, dicontoh dan ditiru masyarakat,” kata Khaerudin, Jumat (6/4) di Saung Juang, Jalan Perjuangan, Kota Cirebon.
Khaerudin menjelaskan, banyak aktor intelektual yang berperan di balik ruang maya, seperti admin yang mempublish, tim IT, aktor yang memproduksi teks, foto dan video. Ada juga aktor yang bertugas mengendalikan buzzer atau akun-akun yang jumlahnya bisa ratusan bahkan ribuan.
Para aktor intelektual itu bertarung di belakang layar ruang maya. Mereka melakukan riset. Mulai dari menentukan angle foto maupun backsound video yang pas hingga menentukan sasarannya.
“Para aktor intelektual di balik kemudi ruang maya itu lebih repot dibandingkan aktor politik utama yang dimunculkan,” terang Khaerudin. /haris