Citrust.id – Seorang peneliti dan pencipta robot Sophia, David Hanson menyatakan bahwa robot akan diberikan kebebasan yang sama seperti manusia pada tahun 2045, hal ini dinyatakan dalam laman Express.co.uk. Dimana hal tersebut akan membuka bagi para mesin Artificial Ingtellegence (AI) untuk dapat terlibat hidup dan lebih mirip seperti manusia.
Sophia adalah sebuah robot humanoid yang dikembangkan oleh perusahaan berbasis Hong Kong Hanson Robotics. Robot tersebut dirancang untuk memberikan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan, dan telah “diwawancara” di seluruh dunia. Pada Oktober 2017, robot tersebut menjadi warga negara Arab Saudi, robot pertama yang meraih kewarganegaraan dari sebuah negara.
“Saya sangat percaya, bahwa pada tahun 2029 AI akan memlii kecerdasan yang sama dengan manusia, dan pada tahun 2035 AI akan bisa melampui segala hak yang dilakukan oleh manusia dan bahkan bisa meraih gelar PHD. Oleh karenanya bila telah tercapai nanti, pertumbuhan AI akan semakin cepat, dan pada tahun 2045 mesin akan menerima perlakuan kasar dari militer dan hingga layanan darurat,” ujarnya di wartakan Tempo.
Sebelumnya diketahui, bahwa Sophia diaktifkan pada tanggal 19 April 2015. Robot ini terinspirasi dari aktris Audrey Hepburn,dan dikenal karena penampilan dan perilaku manusia seperti varian-varian robot sebelumnya. Menurut orang yang merancangnya, David Hanson, Sophia menggunakan kecerdasan buatan, pengolahan data visual dan pengenalan wajah. Sophia juga meniru gerak tubuh manusia dan ekspresi wajah dan mampu menjawab pertanyaan tertentu dan untuk melakukan percakapan sederhana mengenai topik yang telah ditentukan (misalnya tentang cuaca).Robot ini menggunakan teknologi pengenalan suara dari Alphabet Inc. (perusahaan induk Google) dan dirancang untuk menjadi lebih pintar dari waktu ke waktu. Perangkat lunak intelijen Sophia dirancang oleh SingularityNET. Program AI menganalisis percakapan dan mengekstrak data yang memungkinkannya memperbaiki tanggapan di masa depan. /sw