Ribuan Guru Kabupaten Majalengka Ikuti Upacara Sambut Hari Guru Nasional

MAJALENGKA (CT) – Ribuan guru se-Kabupaten Majalengka mengikuti upacara Hari Guru 2014 di alun-alun Kabupaten Majalengka, Selasa (25/11). Ketua PGRI Kabupaten Majalengka H. Oo Sukatma mengatakan upacara ini diikuti perwakilan anggota PGRI dari 26 kecamatan di Kabupaten Majalengka.

“Ribuan guru mengikuti upacara ini, dan Hari Guru ini sebagai momentum dibebaskannya rekan kita guru Aop Saopudin dari tuntutan hukum dengan dikabulkannya kasasi MA,” jelasnya.

Sebelumnya Aop dinyatakan melanggar pasal 335 KUHP ayai 1 ke 1 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan kepada salah satu anak didiknya di sekolah tempatnya mengajar. Hal tersebut seperti amar putusan nomor : 257/Pid-B/2012/PN.Mjl dalam sidang putusan yang digelar di PN Majalengka dan Aop beserta penasehat hukumnya melakukan banding ke Pengadilan Tinggi dan ditolak.

Putusan MA tersebut, sekaligus menganulir putusan banding pada pengadilan tinggi (PT) Jawa Barat yang sebelumnya telah menguatkan putusan PN Majalengka atas perkara ini yang menyatakan bahwasannya guru Aop dinyatakan bersalah telah mencukur rambut siswanya.

Dengan demikian, terbitnya putusan kasasi yang diajukan pihak guru Aop, maka segara tuduhan dan vonis peradilan sebelumnya yang telah dijatuhkan kepadanya batal, serta guru Aop dinyatakan tidak bersalah atas tindakannya mencukur rambut siswanya di sekolah.

“Ini putusan yang membawa angin segar bagi para guru. Jadi memang jika seorang guru yang ketika menjalankan tugasnya sebagai pendidik, memang tidak bisa dikatakan bersalah kalau menerapkan perilaku disiplin kepada anak didiknya. Yang dilakukan Aop itu kan salah satu upaya menerapkan disiplin di sekolah,” kata dia.

Sementara Bupati Majalengka dalam sambutanya mengatakan Hari Guru 2014 yang jatuh pada 25 November harus menjadi momen untuk memuliakan guru.

Merayakan Hari Guru, menurut Bupati Sutrisno yang membacakan sambutan Mendikbud Anies Baswedan, jangan hanya membiarkan para guru upacara, sementara masyarakat menonton.

Menurut dia, Hari Guru adalah saat yang tepat bagi setiap orang untuk menengok para guru yang telah berjasa dalam hidup mereka.

“Seluruh rakyat Indonesia yang sudah mendapatkan pendidikan, saya mengundang, datangi guru Anda, salami tangannya, cium tangannya, bilang terimakasih,” ujarnya.

Sutrisno menganggap, semua orang telah berhutang kepada guru. Menengok guru, menurut dia, adalah sebentuk upaya kecil berterimakasih.

“Datangi beliau, tanya kabarnya. Kita semua sudah menapatkan begitu banyak kemajuan karena guru itu. Nasib kita berubah, nasib guru itu belum tentu berubah,” ujarnya. (CT-110)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *