Ilustrasi
CIREBON (CT) – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon menyayangkan beberapa pihak yang memaksakan kehendak, agar kerabat ataupun sahabatnya bisa mengenyam pendidikan di sekolah yang diinginkan.
Praktik “titip-menitip” siswa saat penerimaan peserta didik baru (PPDB) nampaknya sudah jadi budaya yang sulit dihapus. Praktik kotor ini pun yang membuat terjadinya kesenjangan pendidikan di kota, yang kini dipimpin Nasrudin Azis itu.
“Praktik itu kita akui ada, malahan pejabat eksekutif hingga anggota dewan sering ikut terlibat. Saya menyayangkan kenapa banyak pihak yang memaksakan kehendak. Jika begini kan namanya mengambil hak orang lain yang sebenarnya lebih layak masuk ke sekolah itu,” ujar Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon, Sri Wahyuninghadi.
Wanita yang akrab disapa Yuni itu pun meminta kepada semua pihak, untuk tak lagi memaksakan kehendak selama proses penerimaan siswa baru. Hal itu menurutnya hanya akan menghambat jalannya roda pendidikan di Kota Cirebon.
“Yang sekolah favorit kelebihan siswa, belajar jadi tidak kondusif, yang sekolah non-unggulan, sepi siswa sehingga proses pembelajaran juga jadi tak kondusif. Akan ada kesenjangan pendidikan,” tutur Yuni. (Wilda)