Pesantren Produsen Pemimpin Bangsa – KH. Abdullah Syifa yang Saya Kenal

Ilustrasi

Oleh SUTEJO IBNU PAKAR

SETELAH KH. Hawi wafat, kepemimpinan thariqat tijaniyah dilanjutkan putranya KH. Fahim Hawi; sepeninggal KH. Fahim Hawi thariqat Tijaniyah Buntet Pesantren Cirebon dipimpin oleh KH. Abdullah Syifa Akyas.

KH. Abdullah Syifa adalah satu dari tujuh muqoddam yang dibai’at oleh KH. Hawi menjadi transmiter bagi pengembangan Tarikat Tijaniyah. Ketujuh muqoddam dimaksud adalah KH. Abdullah Syifa (Buntet), KH. Fahim Hawi (Buntet), KH. Junaedi Anas, putra tertua KH. Anas (Sidamulya), KH. Muhammad Yusuf (Surabaya), Kyai Basalamah (Brebes), KH. Baidhawi (Sumenep) dan KH. Abdurrosyid (Pasawahan, Cirebon). Tijaniyah di Pasawahan sekarang dipimppin KH. A. Fallah bin Aburrosyid, sebagai muqoddam.

KH. Syifa, untuk pertama kalinya dibai’at langsung oleh sang ayahanda KH. Akyas, adik kandung KH. Anas. Kyai yang satu ini memiliki riwayat pendidikan yang sangat unik. Setelah dididik oleh sang ayah secara langsung Syifa kecil dididik oleh teman ayahnya di Pesantren Bababkan Ciwaringin Cirebon, namun tidak berlangsung lama. Kurang dari tiga bulan ia kembali pulang kepangkuan dan didikan sang ayah. Ia pun tidak sempat menikmati pendidikan sistem madrasi (formal, sekolah) sekalipun, sebagaimana anak-anak bangsa lainnya.

Kepatuhan kepada sang ayahanda dan tarekat tijaniyah, sungguh sangat menakjubkan dan musti diteladani. Sejak remaja sampai dengan dewasa, bahkan sampai akhir hayatnya, berdasarkan penuturan putra-putra Kyai Syifa, beliau tidak pernah memiliki mata pencaharian dan sumber pendapatan sama sekali. Kyai Syifa memiliki konsistensi yang kuat (istiqomah) memegangi dan menginternalisaskan ucapan sang ayahanda. KH. Akyas menegaskan, kepada Syifa remaja, “Syifa, lamun sira bli yakin yen tarekat bisa nguripi sira, ideonana rai isun”

Tarikat Tijaniyah dibawah kepemimpinan Kyai Syifa berhasil melakukan perluasan  penyebaran ke berbagai daerah. Diantaranya oleh putra KH. Hawi, yakni KH. Fahim Hawi, membai’at Ustaz Maufur (Klayan, Cirebon Utara), KH. Abdul Mursyid (Kasepuhan) dan KH. Imam Subky (Kuningan). Kyai Syifa tak bisa menghitung dengan pasti jumlah pengamal Tarekat Tijaniyah dari dulu hingga sekarang. Namun ia memperkirakan telah ada ratusan ribu ikhwan tarekat Tijaniyah di banyak daerah.

BACA JUGA:  Abdurahman bin Muljam dan Kita Saat Ini

Kiai Syifa mengilustrasikan jumlah ribuan ikhwan yang dibaiat dirinya. Suatu waktu, KH. Syifa  membaiat sekitar 12.000 ikwan tarekat di Tegal Jawa Tengah. “Saya diundang ke Tegal untuk membaiat ikhwan tarekat. Selama dua hari saya membaiat di sana. Hari pertama diperkirakan ada sekitar 6000 ikhwan laki-perempuan yang dibaiat, juga pada hari keduanya diperkirakan sejumlah itu pula. Jadi di dua hari itu ada sekitar 12.000 ikhwan yang dibaiat,” ungkap KH. Syifa. []

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *