Ilustrasi
CIREBON (CT) – Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2006 dalam jurnal Science online, karbon dioksida meningkat secara drastis di atmosfer bumi, terjadi sejak 55 juta tahun yang lalu dan berlangsung selama sekitar 170.000 tahun.
Suhu global meningkat sekitar lima derajat Celsius, menyebabkan perubahan besar dalam ekologi planet, termasuk kepunahan massal. Temuan terbaru oleh sekelompok ilmuwan terkemuka mengatakan, jika Bumi belum menunjukkan permukaannya yang memanas sepenuhnya, namun dalam waktu singkat, selama 66 juta tahun terakhir, dampaknya akan datang lebih cepat dengan konsekuensi jauh lebih buruk dari yang diperkirakan sebelumnya.
Laporan yang dipaparkan 19 ilmuwan menjelaskan bahwa CO2 lepas ke atmosfer jauh lebih cepat dari 55 juta tahun yang lalu, dan bahkan kenaikan dua derajat Celcius dari suhu rata-rata akan memiliki bencana efek pada iklim planet.
Pemimpin penelitian yang juga mantan ilmuwan NASA, James Hansen, mengatakan bahwa manusia mungkin telah melewati suatu titik yang tidak akan pernah kembali, di mana generasi masa depan yang akan menanggung konsekuensi.
Secara khusus, mereka menunjuk ke sebuah fenomena yang disebut ‘stratifikasi,’ yang berarti pembentukan kolam air dingin di permukaan laut, disebabkan oleh mencairnya lapisan es. Air hangat yang terperangkap di bawah ini, akan terus mencair ke bagian bawah lapisan es, berkontribusi terhadap kenaikan permukaan laut yang cepat. Bukti stratifikasi telah diamati di lepas pantai selatan Greenland.
Menurut penelitian, perubahan akan menyebabkan perbedaan suhu tumbuh antara wilayah utara dan khatulistiwa, yang pada gilirannya akan menyebabkan siklon intens dan badai dengan gelombang raksasa. (Net/CT)