Parpol dan Pasar (5)

Oleh DADANG KUSNANDAR*

PERSAMAAN lainnya antara parpol dan pasar ialah perubahan. Parpol menghendaki perubahan dengan sasaran utama peraihan kekuasaan secara signifikan. Arah perubahan pasar tidak lain ialah raihan konsumen membeli produk. Persamaan atas dasar perubahan ini menyangkut soal public speaking yang tertata sehingga parpol dan pasar tetap diburu penggemarnya.

Heterogenitas penggemar dengan segala variannya merupakan tantangan pemasaran produk. Penggemar/ konsumen/ masyarakat/ bakal konstituen mempunyai pandangan dan penilaian tersendiri mengenai parpol dan pasar. Bisa saja penilaian itu berbeda tajam serta tidak bersentuhan sama sekali. Kelompok masyarakat ini dapat dikatakan sebagai golput. Berkali pemilukada dan pemilu legislatif digelarĀ  sejumlah itu pula tidak memilih seorang calon pun. Begitu juga halnya ketika pilpres digelar.

Bagi golput siapa pun pemimpin negeri ini tak ubahnya permainan dadu alias perjudian. Yudhistira bahkan menggadaikan Drupadi istri cantiknya di meja judi. Namun tetap kalah juga. Tancep kayon kisah pewayangan itu bisa dianalogi sebagai sihir politik yang memadamkan mata hati.

Menyikapi golput biasanya parpol nyinyir lalu mengabaikan kelompok masyarakat ini. Tidak ada upaya mengundang golput berdiskusi agar didapat perubahan perilaku politik. Yang ada hanyalah retorika melalui media massa.

Pemasaran produk parpol beramai-ramai membidik pemilih pemula. Padahal mereka pun punya catatan sendiri menyangkut sepak terjang politisi. Bermodal gawai di tangan dengan mudah pemilih pemula menilai politisi. Dan mahfum adanya apabila konten yang ditelusur lebih pada perilaku buruk politisi.

Ada pun kegiatan pemilih pemula yang disponsori parpol terkesan periferal alias hanya sentuhan permukaan. Tidak pada substansi. Mendapati kenyataan ini mestinya parpol merelakan diri untuk menyukai kegemaran pemilih pemula.

Kegemaran yang paling favorit saat ini bagi pemilih pemula (juga pemilih lawas) adalah ketersediaan wifi gratis di sekretariat parpol. []

BACA JUGA:  Pemkot Harus Maksimalkan Potensi Pendapatan Daerah dan DBH dari Pemprov

*) Penulis lepas, tinggal di Cirebon.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *