Citrust.id – Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Kementerian Keuangan RI, melaksanakan program Kampus Mengajar Angkatan 1 Tahun 2021.
Program Kampus Mengajar merupakan program merdeka belajar; kampus merdeka, dan membantu sekolah terdampak pandemi Covid-19. Program tersebut melibatkan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk menjembatani kesulitan belajar di sekolah dasar, baik secara daring maupun luring.
Annisa Rizqi Febriani, mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, jurusan Bimbingan dan Konseling, merupakan salah satu yang lolos seleksi Program Kampus Mengajar Angkatan 1 dari kurang lebih 36 ribu mahasiswa yang mendaftar.
Program Kampus Mengajar dilaksanakan selama tiga bulan, dari 22 Maret sampai 25 Juni. Program itu dahulu bernama Kampus Mengajar Perintis yang merupakan bagian dari Program Kampus Merdeka.
Annisa yang berasal dari Desa Sindangpala, Banjaran, Majalengka, ditempatkan di SD Negeri Cikaracak III, Kecamatan Argapura. Jarak yang harus ditempuh dari rumahnya menuju sekolah lebih kurang 10 km, dengan akses jalan yang terbilang sulit. Kondisi jalannya masih rusak.
Sebelum diterjunkan ke lapangan, Annisa mengikuti pembekalan selama satu minggu. Ia melakukan kunjungan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka untuk meminta izin dan menerima surat tugas mengajar di SD Negeri Cikaracak III.
Kegiatan yang dilakukan selama program lebih fokus kepada membantu kegiatan belajar mengajar, terutama dalam adaptasi pembelajaran berorientasi literasi dan numerasi, membantu administrasi sekolah, dan adaptasi teknologi selama pandemi Covid-19.
Menurut Annisa, banyak sekali manfaat yang didapat dari Program Kampus Mengajar. Sebagai calon guru, pengalaman mengajar secara langsung dan bertemu dengan siswa-siswa yang memiliki karakter berbeda dan keunikan tersendiri, menjadi pengalaman yang sangat berkesan.
“Melihat siswa bersemangat, saya pun tambah semangat untuk mengajar. Dengan mengikuti program, nanti saya mendapat konversi 12 SKS, seperti KKN dan PLP 2, mata kuliah yang relavan lainnya. Selain itu, saya mendapat uang saku selama program berlangsung serta pemotongan SPP,” ujar Annisa. (Abduh)