Majalengkatrust.com – Kejuaraan festival paralayang bertajuk Trip of Indonesia (TROI) Majalengka Paragliding Accuracy Competition seri I, di Gunung Panten Kabupaten Majalengka memecahkan rekor baru dengan jumlah peserta mencapai 230 peserta.
Bahkan 11 atlet dari luar negeri dan sisanya atlet nasional. Hebatnya, dengan jumlah peserta yang mencapai ratusan dengan 5 kategori lomba dan enam around dapat diselesaikan dalam waktu 3 hari.
“Dengan digelarnya kegiatan ini menunjukan bahwa TroI ini menjadi agenda penting bagi penggiat paralayang nasional bahkan internasional,” kata Bupati Sutrisno, Senin (17/04).
Menurut dia, Pemkab Majalengka mengaku bersyukur ikut andil dalam kegiatan ini. Sehingga pihaknya mengapresiasi kinerja panitia yang terdiri dari PB FASI, PGPI, tim medis Dinkes, SAR, BPBD, dan elemen masyarakat lainnya.
“Kesuksesan TROI I di Majalengka ini mengindikasikan jika olahraga Paralayang semakin diminati. Bahkan atlet-atlet Indonesia tahun ini berhasil menjadi juara dunia dalam kejuaran dunia paralayang di Manado dan serbia, di tengah keterpurukan prestasi olahraga kita di dunia internasional,” paparnya.
Pihaknya berharap prestasi atlet-atlet paralayang Indonesia bisa terus berlanjut dalam mengharumkan bangsa dan negara di mata dunia Internasional.
“Even semacam ini juga harus menjadi keharusan dalam rangka meningkatkan prestasi dan mempromosikan daerah,” paparnya.
Dia juga berharap penyelenggaran TRoI seri I di Majalengka dapat memberi kesan positif, jika Majalengka layak untuk menyelenggarakan kegiatan ini tahun depan dan event paralayang serta kejuaraan kedirgantaraan lainnya.
“Kepada para atlet yang berprestai dan menjadi juara kami ucapkan selamat dan semoga berprestasi lagi,” tuturnya.
Kepala Dinas Parawisata dan Budaya (Budpar) Kabupaten Majalengka Gatot Sulaeman mengatakan, kegiatan TroI ini sekaligus mempromosikan parawisata Majalengka baik di tingkat nasional dan dunia.
“Penunjukan Majalengka selaku tuan rumah itu bukan tanpa alasan, tapi berdasarkan hasil kajian yang matang seperti dari Persatuan Gantole dan Paralayang Indonesia (PGPI), karena memang memiliki lokasi yang strategis, angin yang bersahabat, lokasi yang bagus, dan diakui atlet dunia paralayang,” katanya.
Dia menambahkan, atlet yang mengikuti kegiatan itu bukan hanya dalam negeri, namun terdiri dari beberapa perwakilan negara seperti Singapura, Korea Selatan, Filipina dan Australia. (Abduh)