oleh

Jelang Tradisi Muludan, Keraton Kasepuhan Siapkan Rangkaian Acara

CIREBON (CT) – Menjelang perayaan maulid Nabi Muhammad Saw yang jatuh pada 12 Rabiul Awal atau 3 Januari 2015 mendatang, keraton Kasepuhan Cirebon tengah mempersiapkan serangkaian acara tradisi unik dan menarik yang biasa disebut tradisi muludan.

Sejumlah rangkaian tradisi seperti, pembuatan ikan baceman, selametan atau syukuran apem kinca, bersih-bersih pelaburan, sampai pembuatan ramuan dan ngerik kayu untuk boreh (bedak-red) yang dilakukan oleh Nyai, Nyi Raden, dan Ratu Keraton, dilaksanakan pada bulan safar atau mengawali rangkaian tradisi muludan.

“Semua tradisi itu memiliki makna dan tujuannya masing-masing, dan berkaitan dengan simbol-simbol kelahiran Nabi Muhammad,” kata Staf Sultan Sepuh XIV, Raden Mukhtar saat diwawancarai CT di ruang informasi keraton Kasepuhan Cirebon.

Lebih lanjut, pria yang kerap disapa Tatang ini menuturkan, berbagai rangkaian tradisi selanjutnya digelar pada bulan maulid atau tradisi puncak, diantaranya, tradisi kerikan kayu pipis, siraman panjang jimat, membuka baceman ikan, pelal alit, sampai upacara panjang jimat. “Pada tradisi saat perayaan puncaknya, semua benda pusaka akan dibersihkan yang kemudian akan dikeluarkan saat upacara tersebut,” tuturnya.

Seluruh peserta yang diikutsertakan pada acara tradisi tersebut, jelas Tatang, diwajibkan mengenakan busana khas keraton Kasepuhan Cirebon. “Semua abdi dalem dan wargi keraton terlibat pada acara tradisi ini,” jelasnya.

Tatang menambahkan, melalui tradisi muludan yang dikenal sebagai agenda besar tahunan ini, diharapkan mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal, domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke kota Cirebon, terutama Keraton-keratonnya. “Tradisi ini merupakan aset terbesar yang dimiliki kota Cirebon. Dan sebagai salahsatu destinasi budaya, keraton Kasepuhan penting untuk melestarikan kebudayaan ini.” Tandasnya. (CT-108)

Komentar