CIREBON (CT) – Mungkin banyak yang tak tahu cara merawat penis pasca khitan, karena biasanya banyak orang yang menganggapnya remeh, padahal, merawat penis pasca khitan sangatlah penting. Dalam hal ini, Dokter Edi Jubaedi akan menjelaskan secara rinci bagaimana cara merawat luka pasca khitanan. Selasa (16/12)
Biasanya pasca khitanan terdapat luka, dan kenapa setiap luka khitan berbeda waktu penyembuhannya? Ternyata ada beberapa faktor yang mempengaruhi lamanya penyembuhan luka khitanan. Diantaranya kondisi kejiwaan si pasien dan kelainan pada fisik seperti hemofilia. Kedua faktor ini sangat berpengaruh dalam proses penyembuhan.
Dalam mengkhitan memiliki tingkat kesulitan tersendiri, Seperti panjang dan pendeknya alat kelamin berbeda kesulitannya. Bentuk penis yang kecil cenderung sulit. Karena pembukaan ujung penis sulit, sedangkan bagi yang penis yang panjang mudah untuk di khitan karena pembukaan ujung kelamin mudah.
Bagi yang memiliki kelainan, seperti hemofilia atau pendarahan yang sulit berhenti. Itu tidak sama proses khitanannya dengan yang normal. Karena bila dilakukan dengan cara yang sama maka bisa berakibat fatal. Pendarahan akan terus terjadi, jadi perlu ada penanganan dan alat khusus untuk mengkhitannya.
Bila dilihat dari usia, tidak ada batas minimal atau batas maksimal bagi mereka yang hendak dikhitan. Artinya segala usia bisa dikhitan. Hanya saja selama ini yang terbiasa di masyarakat untuk yang di khitan kisaran usia 3 tahun sampai 12 tahun. Karena diusia ini anak-anak relatif mudah. Secara psikologi belum punya rasa malu yang besar. Sehingga akan mudah perawatannya.
Untuk perawatan luka pasca khitanan yaitu sering diberi antiseptik. Bila terdapat cairan maka di bersihkan menggunakan kain kasa atau tisu yang dilipat membentuk sudut, kemudian ditekan, jangan diusap.
Karena bila diusap maka akan lecet, dan jangan diusap menggunakan kapas. karana bila hal tersebut dilakukan kapas akan tertinggal pada luka, dan akan memperlambat penyembuhan luka. Normalnya, luka khitan bila tidak ada kelainan akan sembuh dalam 3 hari. Namun bila terdapat kelainan akan sembuh sampai 2 minggu lamanya.
“Untuk penyembuhan itu relatif, tergantung kondisi si pasien. Normalnya 3 hari juga sembuh. Tapi kalo ada kelainan akan sembuh dalam waktu 2 minggu,” katanya, ketika diwawancarai CT di Rumah Sakit Arjawinangun Kabupaten Cirebon. (CT-107)