CIREBON (CT) – Pemerataan pendidikan di Kota Cirebon patut mendapat sorotan. Bagaimana tidak, di satu sisi, sekolah negeri yang dilabeli favorit membeludak jumlah siswanya. Saking membeludaknya, ruang laboratorium, perpustakaan bahkan kantin sekalipun dijadikan ruang kelas untuk menampung jumlah siswa yang meluber.
Di lain sisi, sekolah swasta kering peminat. Bahkan, setiap tahun ajaran datang, siswa yang mendaftar di sekolah swasta hanya bisa dihitung jari. Meski sudah diiming-imingi gratis pembayaran uang gedung bahkan beberapa hadiah tambahan seperti segaram dan buku sekolah, peminat sekolah swasta terus anjlok.
Panitia PPDB Widya Utama (Widut) Kota Cirebon, Devy Setiawati memaparkan, semenjak PPDB dilangsungkan secara terbuka, dan dilakukan secara daring, hampir seluruh orangtua murid ngotot mendaftarkan anaknya ke sekolah negeri, sekolah swasta hanya dianggap jalur terakhir jika anak benar-benar “tak tertolong” untuk masuk sekolah negeri.
“Sekarang PPDB kita paling banyak setiap hari cuma satu atau dua murid, itu miris sekali pas saya lihat sekolah negeri semua pada kelebihan kuota,” papar Devy.
Devy pun menambahkan, pendaftar akan meningkat jika PPDB jalur akademik selesai diumumkan. Siswa “buangan” yang benar-benar tak bisa tertolong untuk masuk sekolah negeri, pada akhirnya mau tak mau akan mendaftar di sekolah swasta.
“Kami tetap berharap masih banyak pendafatar setelah PPDB di sekolah negeri selesai. (Sekolah negeri) jangan terus melebihi kuota terus,” keluhnya. (Wilda)