Citrust.id – Festival angklung di halaman gedung Perundingan Linggajati 2018, menyedot banyak perhatian pejabat dan masyarakat pegiat seni dan budaya. Riuh gemeruh pecah dalam acara itu, saat Bupati Kuningan dan staf kementerian multikultural membuka acara tersebut dengan memainkan angklung secara bersama, Sabtu (17/11/2018).
Bupati Kuningan H Acep Purnama mengatakan, angklung merupakan alat kesenian tradisional yang terbuat dari bambu. Berdasar historisnya, kampung angklung itu berada di Kelurahan Citangtu, Kecamatan Kuningan.
“Alhamdulillah alat kesenian ini telah mengalami perubahan dari sebanyak lima nada atau oktaf, kini menjadi tujuh,” kata Acep dalam sambutannya.
Acep juga menceritakan, berlangsungnya kegiatan di halaman gedung itu tentu memiliki nilai pendidikan sejarah perjuangan kemerdekaan.
“Kalau saya simpulkan, di gedung ini dilakukan diplomasi untuk menetapkan kemerdekaan seutuhnya,” jelas Acep.
Di tempat yang sama, staf ahli Kementerian Bidang Multikultural Pariwisa Esty Reka Astuti menyebutkan, angklung yang dilahirkan di Kabupaten Kuningan ini tentu mendapat legalitas mendunia.
“Ini dapat dibuktikan langsung oleh UNESCO. Bahwa alat kesenian bambu memang budaya indonesia,” jelasnya./pay