CIREBON (CT) – Perkembangan teknologi tak bisa terhindarkan dari kehidupan sosial masyarakat. Terutama semakin maraknya penggunaan gadget oleh berbagai kalangan. Mulai dari orang dewasa, remaja sampai anak-anak. Namun tahukah anda bahayanya penggunaan gadget pada anak-anak bila terlalu sering memakai gadget?
Anak-anak yang terlalu sering memggunakan gadget secara berlebihan akan mengakibatkan terjadinya kelainan dalam fisik maupun mental. Pemakaian gadget atau smartphone tanpa pengawasan orang dewasa memiliki resiko anak akan memjadi malas. Selain itu juga akan mengakibatkan jaringan syaraf terganggu.
Menurut Drs. Ami Lesdiawati, pakar kesehatan, psikologis dan dosen fakultas kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (Unswagati) menuturkan bahwa, anak yang diberikan gadget sejak kecil akan lebih mudah terserang penyakit dan gangguan mental. Karena anak cenderung pasif dan minim altivitas fisik. Hal ini lah yang akan berpotensi terganggunya syaraf dan peredaran darah dalam tubuh. Selain itu interaksi langsung dengan masyarakat akan berkurang. Tentu akan membuat anak akan menjadi penyendiri dan merasa terasingkan.
“Seharusnya anak itu bermain dengan permainan yang lebih membuat fikiran dan tubuhnya lebih aktif. Jangan sampai hanya fisiknya saja atau otaknya saja yang aktif. Karena ini akan membuat si anak menjadi tidak sehat. Baik secara fisik maupun mental,” jelasnya, Senin (29/12).
Permainan yang aktif seperti permainam jaman dulu yang kini sudah mulai hilang sangat dibutuhkan oleh anak-anak. Seperti permainan lompat tali, gobag sodor dan petak umpet. Beberapa permainan ini justru sangat dibutuhkan bagi perkembangan anak. Tempatnya yang lebih sering di luar ruangan membuat anak tidak jenuh. Selain itu tubuh menjadi lebih sering bergerak yang membuat anak tidak malas. Dalam permainan ini dibutuhkan lebih dari dua orang atau lebih, ini membuat anak menjadi percaya diri dan tidak merasa terasing.
Namun permainan ini sudah tergeser oleh perkembangan gadget. Beberapa orang tua beralasan memberikan gadget kepada anak suapaya lebih mudah berkomunikasi ketika berada dimana pun. Seperti Yayah, kesibukannya sebagai aktivis membuat jarang bertemu demgan anaknya, dengan alasan itulah yayah memberikan smartphone kepada anaknya. Sejak anaknya berusia tiga tahun sudah dikenalkan kepada smartphone. Dan nyata saja, si anak menjadi enggan bertemu orang lain. Lebih sering memainkan smarphonenya dengan segala aplikasi yang ada di dalamnya.
“Dari tiga tahun saya udah kasih anak saya hanphone. Biar lebih mudah komunikasi dengan anak saya,” katanya.
Kurangnya pengawasan dari orang tua tidak hanya membuat anak merasa terasing, mudahnya akses internet dalam smartphone membuat anak akan mudah mengakses berbagai situs. Termasuk situs porno. Ini akan membuat perilaku anak akan semakin menyimpang. Sehingga orang tua harus berperan lebih aktif lagi dalam mengawasi penggunaan gadget pada anak.
“Orang tua harus lebih berperan lagi dalam mengawasi buah hatinya. Jangam sampai si anak menggunakan smartphone secara bebas. Apalagi sampai membuka situs porno. Ini akan membuat perilaku anak semakin menyimpang,” tambah Ami.
Penggunaan gadget seharusnya dipakai secara bijak. Kebutuhan akan komunikasi harus diimbangi dengan pengawasan. Jangan sampai anak-anak menjadi korban kemajuan teknologi yang negatif. (CT-107)