MAJALENGKA (CT) – Bapak kandung Wildan Khoerudin (16) siswa SMAN 1 Sumber yang meninggal tergulung ombak di Pantai Santolo Pameungpeuk, Garut Selatan, Sudiyono mengaku ikhlas dengan kematian putranya.
“Kami merasa kehilangan, namun kami ikhlas, mungkin ini kehendak yang Maha Kuasa dan yang terbaik bagi keluarga kami,” kata Sudiyono kepada CT sesaat setelah kedatangan jenazah di rumah duka Blok Kaum Kaler, Desa Talaga Kulon Kecamatan, Talaga Kabupaten Majalengka Jumat (01/01).
Pantauan CT, Jenazah Wildan tiba pukul 20.15 wib, dibawa menggunakan ambulans dari Puskesmas Cikeleut Garut. Ribuan pelayat yang terdiri dari keluarga, tetangga dan teman sekolah korban sudah menunggu kedatangan jenazah di rumah duka.
Bapak kandung korban Sudiyono mengungkapkan Wildan awalnya minta izin mau pergi berwisata ke Jawa Timur namun kemudian berubah jadi ke Pantai Santolo Garut.
“Kami sudah senang ketika Wildan memilih berwisata ke tempat yang dekat di Garut daripada ke Jawa Timur, Wildan minta izin secara resmi, cium tangan ke saya, ibunya dan kakaknya untuk berwisata ke Garut ini,” ungkap Sudiyono.
Sementara alasan Wildan dikuburkan di dekat rumah kakeknya di Blok Kaum Kaler, Desa Talaga Kulon, Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka, menurutnya merupakan hasil kesepakatan keluarga.
“Wildan dikebumikan di pemakaman keluarga bukan pemakaman umum, ini hasil rapat keluarga biar dekat dengan mbahnya, kakeknya, ibunya Wildan juga asli orang sini, rumah kami sekarang sebenarnya di Tukmudal Cirebon,” ungkap Sudiyono.
Pantauan CT, Jenazah Wildan sendiri langsung disalatkan dan dimandikan secara Islami, serta diantar ribuan pelayat ke pemakaman keluarga sekitar 500 meter dari rumah duka. selain itu, rencanya pihak keluarga langsung menggelar Tahlilan.
Seperti diberitakan CT sebelumnya, Wildan Khoerudin (16) terseret arus ombak pantai Santolo Garut, Rabu sore (30/12) ketika berwisata bersama lima orang temannya dan diketemukan tim SAR, Jumat pagi (01/01) sekitar pukul 09.00 wib. (Abduh)