Citrust.id – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jawa Barat menggelar Dialog Kebangkitan Ekonomi Jabar, di Hotel Patra, Cirebon. Acara tersebut dihadiri pejabat pemerintahan serta DPK Apindo Kota/Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning), Sabtu (26/2).
Pada kesempatan itu, Ketua DPP Apindo Jawa Barat, Ning Wahyu Astutik, mengemukakan, Jabar merupakan backbone industri manufaktur di Indonesia. Kawasan segitiga Rebana yang diproyeksikan Gubernur Jawa Barat pun seyogianya membawa dampak positif, terhadap industri manufaktur di Indonesia.
Dikatakan Ning, saat ini, industri di Jabar dihadapkan pada sejumlah tantangan. Salah satunya rekolasi industri. Tidak sedikit industri di Jabar yang eksodus ke provinsi lain, bahkan luar negeri. Kondisi tersebut sangat disayangkan.

“Oleh karena itu, Apindo Jabar harus berperan aktif, memastikan industri di Jabar berkembang dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan,” ujarnya, didampingi Wakil Sekretaris Apindo Jawa Barat, Martin B. Chandra,
Terkait iklim investasi di Ciayumajakuning, Ning menilai, saat ini kawasan itu belum menjadi tujuan utama investasi padat karya. Berbeda dengan Bekasi, Karawang, dan Bogor, yang lebih dulu menikmati kue investasi yang menyerap banyak tenaga kerja.
Namun, lanjut Ning, pembangunan infrastruktur yang masif dilakukan pemerintah secara jelas memberikan blue print pengembangan daerah di Jabar, khususnya Ciayumajakuning. Dengan demikian, pemerataan investasi di sektor industri manufaktur diharapkan berjalan lancar.
“Populasi di Ciayumajakuning juga cukup tinggi. Sangat disayangkan kalau tidak ada industri padat karya. Bonus demografinya tidak termanfaatkan,” tandasnya. (Haris)