Ilustrasi
CIREBON (CT) – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menggandeng menteri perikanan negara-negara di kawasan Asia Pasifik untuk menjegal kejahatan penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing) di Indonesia.
Susi mengatakan, bahwa ketertelusuran (traceability) ikan dan produk perikanan berperan sangat penting dalam memutus mata rantai illegal fishing secara global. Negara-negara perlu berbagi data sektor kelautan dan perikanan yang ada di masing-masing negara sebagai upaya mengembangkan transparansi sektor tersebut.
Langkah tersebut dinilai penting karena untuk mengurangi kegiatan penangkapan ilegal di perairan kawasan Asia Pasifik. Menurutnya, pelabuhan-pelabuhan di Indonesia saat ini dilarang melayani dan menyuplai apapun ke kapal-kapal pelaku IUU Fishing. Meskipun diakui masih banyak persoalan, di mana penangkapan ikan kerap melanggar peraturan, seperti bongkar muat di tengah laut atau transhipment.
Acara Ministerial Meeting dihadiri Menteri Perikanan dan Kehutanan dari Fiji Oseea Naiqamu, Menteri Pertanian dan Agro berbasis Industri Malaysia Ahmad Shabery bin Cheek, dan Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan dan Pariwisata Palau Fleming Umiich Sengebau, Wakil Menteri Pertanian dan Pengembangan Daerah Terpencil Vietnam Vu Van Tam, serta perwakilan 22 negara dan 3 organisasi internasional.
Total peserta yang hadir sebanyak 90 orang dari Australia, Brunei Darussalam, Kamboja, Uni Eropa, Kenya, Malaysia, Myanmar, Selandia Baru, Palau, Papua Nugini, Norwegia, Filipina, Singapura, Thailand, Timor Leste, Inggris, Amerika Serikat, Vietnam, dan negara lainnya. (Net/CT)