Ilustrasi
CIREBON (CT) – Di saat daerah-daerah Indonesia banyak dilanda banjir, di belahan dunia lain justru kekurangan air bersih dan mengalami kekeringan panjang. Arjen Hoekstra, seorang profesor manajemen air dari University of Twente di Belanda dan salah satu penulis dalam penelitian baru dalam jurnal Science Advances mengungkapkan dampak kelangkaan air ini didorong oleh pertumbuhan penduduk, kebiasaan konsumsi dan permintaan dari pertanian.
Penelitian ini membandingkan konsumsi air yang tersedia dalam satu bulan daripada dalam satu tahun di seluruh dunia. Para peneliti memasukkan data dalam iklim, penggunaan lahan, tanah, pertumbuhan tanaman, irigrasi, kepadatan penduduk dan industri. Dalam penelitian ini, para ilmuwan menemukan bahwa situasi tersebut mempengaruhi lebih dari 1,7 hingga 3 miliar orang dari jumlah yang diperkirakan sebelumnya.China dan India diperkirakan sebagai negara yang menempati setengah dari empat miliar laporan yang mengalami kelangkaan air dalam penelitian ini. (Net/CT)