Kredivo Dorong Milenial Jadi Konsumen Cerdas di Tengah Penetrasi Digital

  • Bagikan
Diskusi virtual Kredivo Generasi Djempolan Series 6-Cirebon. (Foto: tangkapan layar)

Citrust.id – Laporan SEA e-Conomy tahun 2021 yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company, menyebutkan, pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia terus bertumbuh pesat dan diprediksi mencapai $146 miliar pada tahun 2025.

Sementara itu, rilis Indonesia Paylater Ecosystem Report 2021, DailySocial September 2021, menyatakan, di tengah adopsi smartphone yang tinggi, penetrasi fintech, seperti layanan paylater, juga terus meningkat. Tingkat pertumbuhan tahunan majemuknya diprediksi mencapai 27,4 persen selama periode 2021-20282.

Berkaca pada pertumbuhan yang pesat tersebut, Kredivo, pelaku fintech yang merupakan penyedia layanan paylater terdepan di Indonesia, melihat masyarakat, terutama generasi muda, perlu bersiap diri menjadi konsumen digital yang bijak, di tengah adopsi digital dan penetrasi fintech yang makin cepat.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, Kredivo terus mengembangkan program edukasi keuangan digitalnya yang bertajuk Generasi Djempolan sejak 2020. Program itu diadakan di berbagai kota, seperti Makassar, Pontianak, Manado, Batam, dan Bandung.

Pada 2022, Kredivo pun fokus memperluas jangkauan Generasi Djempolan sehingga dapat mendorong literasi keuangan digital masyarakat di kota tier 2 dan 3. Kali ini, gerakan Generasi Djempolan menyambangi generasi muda di Cirebon, kota tier 2.

Penetrasi fintech di Kota Cirebon dinilai cukup dalam serta didukung komitmen tinggi pemerintah daerah dalam percepatan digitalisasi transaksi keuangan.

Dalam webinar Kredivo Generasi Djempolan Series 6-Cirebon, yang diadakan Jumat (11/3), Head of External Affairs Kredivo, Andy N. Gultom, memaparkan, ada tiga kriteria utama yang dibawa Generasi Djempolan untuk diimplementasikan generasi muda. Tiga faktor itu adalah set priority, value over price, dan best of both worlds.

Melalui set priority, generasi muda dapat menentukan prioritas dan batasan sesuai dengan kemampuan. Value over price adalah memahami nilai dari pengeluaran dan pemanfaatan keuangan, bukan hanya karena murah, tetapi juga memiliki nilai.

BACA JUGA:  Indosat Catat Lonjakan Trafik Data pada Momen Tahun Baru 2024

Sedangkan melalui best of both worlds, generasi muda didorong punya kemampuan tech-savvy sekaligus memiliki kemampuan dalam mengatur keuangan (financially savvy).

Dikatakan Andy, Kredivo akan konsisten memperluas Generasi Djempolan di berbagai kota di Indonesia, terlebih mengingat arus adopsi digital dan penetrasi fintech yang semakin cepat.

“Dalam hal ini, generasi muda perlu bersiap diri. Mereka juga berperan penting untuk menciptakan ekosistem keuangan digital yang kondusif, mengingat jumlah populasinya dan kedekatannya dengan teknologi,” jelasnya.

Generasi Djempolan hadir di Cirebon sebagai kota pertama di tahun 2022 untuk mengedukasi serta mengadvokasi generasi muda termasuk remaja untuk dapat lebih paham keuangan. Dengan demikian, diharapkan mereka mampu memaksimalkan momentum perkembangan transaksi digital di Cirebon yang tengah tumbuh.

“Hal ini juga didukung jumlah pengguna Kredivo di Cirebon yang meningkat hingga 180 persen pada tahun 2021. Pengguna Kredivo di Cirebon juga didominasi kelompok umur tergolong generasi muda, yaitu kelompok umur 25-29 tahun sebanyak 28 persen,” papar Andy.

Pada era digitalisasi yang semakin cepat saat ini, generasi muda dihadapkan pada berbagai kemudahan dalam kesehariannya, termasuk dalam hal belanja dan akses keuangan digital. Namun, hal tersebut juga menjadi tantangan, jika adopsi digital tidak dibarengi dengan pemahaman terhadap keuangan, terutama bagi mereka yang belum memiliki pendapatan sendiri atau baru menjajaki awal dunia karir.

Fellexandro Ruby, Financial Educator & Co-Founder Thirty Days of Lunch Podcast, mengatakan, generasi muda zaman sekarang punya akses yang banyak dan luas terhadap topik-topik pengelolaan keuangan.

Namun, lanjutnya, tidak semua hal bisa diajarkan lewat potongan konten pendek. Penting kesadaran yang terbangun itu dibarengi dengan edukasi dari sumber yang kredibel dan berpengalaman.

BACA JUGA:  Rekonstruksi Kasus Penganiayaan di Jembatan Karangdawa Cirebon, Pelaku Lakukan 11 Adegan

Indonesia akan punya bonus demografi pada tahun 2045 sering dibicarakan. Namun, jangan sampai bonus demografi itu tidak bisa menjadi bijak dengan keuangan mereka. Generasi muda kurang mendapat pemahaman yang baik dan benar tentang keuangan.

“Kalau generasi muda paham tentang pemanfaatan produk pinjaman, investasi, dan berbagai jenis layanan keuangan lain sejak dini, mereka bisa membangun kebiasaan perencanaan keuangan yang matang di tengah kemajuan industri keuangan digital,” pungkasnya. (Haris)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *