Komisi II Minta Kepastian Operasional Reservoir ke PAM Tirta Giri Nata Kota Cirebon

  • Bagikan

Citrust.id – Komisi II DPRD Kota Cirebon meminta kepastian waktu operasional reservoir kepada Perumda Air Minum (PAM) Tirta Giri Nata Kota Cirebon, saat melakukan pertemuan di ruang Griya Sawala DPRD Kota Cirebon, Kamis (4/6) pagi.

Reservoir yang sebelumnya dijanjikan akan beroperasi pada Juni 2020, namun hingga saat ini belum dioperasikan, bahkan belum ada kepastian waktu penyelesaian.

Direktur Utama (Dirut) PAM Tirta Giri Nata, Sopyan Satari SE MM beralasan, belum beroperasinya reservoir karena saat ini dalam kondisi pandemi Covid-19. Sehingga, dalam penyelesaian pelaksanaan mengalami gangguan.

“Sebenarnya tinggal menyambungkan reservoir lama dengan reservoir yang baru. Namun, pada awal Maret ada pandemi, sedangkan protokol kesehatan membutuhkan air untuk mencuci tangan dan lainnya,” ujarnya.

Pria yang akrab disapa Opang tersebut juga menambahkan, dalam kondisi pandemi ini, kebutuhan air untuk cuci tangan dengan sabun cukup tinggi. Sehingga, penyambungan reservoir lama dan baru, mengalami kendala. Terlebih, jika dipaksakan, maka berdampak pada terhentinya distribusi air di wilayah Kota Cirebon.

“Namanya juga menyambung, sehingga harus ada yang distop. Jika harus dilakukan saat ini, maka 80 persen pelanggan akan mengalami gangguan aliran air. Sedangkan untuk 20 persen lainnya, dapat dialiri melalui jaringan distribusi era Belanda,” ungkapnya.

Sementara itu, Anggota Komisi II, dr H Doddy Aryanto MM meminta, agar pihak PAM Tirta Giri Nata tidak mencari alasan dalam situasi pandemi ini, karena mundurnya target rencana operasional reservoir yang baru.

“Pada waktu itu, sudah berjanji bulan Juni air sudah mengalir dari reservoir baru. Kemudian, kami juga berharap, dengan adanya dirtek yang baru, memiliki terobosan konsep, bila perlu dijelaskan secara teknis dan bukan dongeng,” ujarnya.

BACA JUGA:  Akibat Hujan, Rundown Acara Festival Gotrasawala Diundur

Hal serupa disampaikan oleh Ketua Komisi II, Ir H Watid Sahriar MBA. Ia mengatakan, sebaiknya tahapan untuk mendukung operasional tetap dijalankan. Tidak masalah jika sepekan ada gangguan, yang penting hasilnya masyarakat memperoleh air yang lancar.

“Air itu kan kebutuhan pokok, sehingga hendaknya bisa selesai meski masa pandemi. Apalagi tidak di masa pandemi saja, kondisi air di beberapa titik mengalami sulit,” kata dia. (Aming)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *