Fatayat NU Cetak Pemimpin Perempuan Berkualitas

  • Bagikan

Citrust.id – Latihan Kepemimpinan Dasar (LDK) merupakan momen penting bagi para pengurus Fatayat NU di semua tingkatan. Khusus di Majalengka, LDK dimaksudkan untuk mencetak pemimpin perempuan yang memiliki kualitas, integritas, dan cerdas menghadapi persaingan global yang kompleks.

Demikian disampaikan oleh Ketua PC Fatayat NU, Upik Rofikoh, dalam LKD di Aula MWCNU Kecamatam Leuwimunding, Majalengka.

“Semua kader Fatayat Majalengka harus memiliki integritas dan kepercayaan diri dalam melakukan transformasi di tengah masyarakat,” tutur Upik, Senin (16/3).

Dalam kesempatan itu, disampaikan juga program-program yang telah dilaksanakan Fatayat Majalengka. Program tersebut antara lain Seminar Anti Kekerasan Perempuan dan anak kerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Advokasi Korban Kasus Kekerasan Anak di Desa Palasah.

Selanjutnya Dakwah Anti-Hoaks bekerja sama dengan Kementerian Kominfo, Dakwah Anti-Hoaks dengan Telkom Pusat, Festival Sholawat Nahdiyyah bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata RI, dan berbagai kegiatan lain.

“Ke depan, dalam rangka ikut memajukan perekonomian masyarakat kami akan menggaet UKM intuk mulai go public dengan sistem pembelanjaan online. Kami akan bantu pemasarannya lewat jaringan di seluruh wilayah melalui medsos,” ujarnya.

Fatayat NU Majalengka berhasil membuat berbagai kegiatan yang tidak hanya berkutat pada kegiatan rutin pengajian, tapi juga pada pemberdayaan perempuan dan isu-isu yang update, seperti keadilan gender, kesehatan reproduksi dan penghapusan kekerasanseksual.

Selain Upik, Fatayat NU Majalengka juga digerakkan para ibu muda penuh semangat. Mereka antara lain Yoyoh Badriyah, Mey Widiawati, Dede Masitoh, Lilis Khulasoh, Winarti, Ade Titin dan Mumun Munawaroh, Eni Nuraeni, Ucu Supriatin, Ade thoyibah, Yayah Nurhidayah dll.

Sementara itu, dalam orasi kebangsaan, anggota Badan Kajian MPR RI, KH. Maman Imanulhaq, meminta Fatayat NU agar aktif dalam gerakan literasi. Mereka juga diharapkan melakukan kegiatan yang langsung menyentuh masyarakat, termasuk di pasar dan lembaga pemasyarakatan perempuan dan anak.

BACA JUGA:  Fatayat NU Majalengka Deklarasikan Gerakan Anti Kekerasan pada Anak dan Perempuan

“Fatayat harus memiliki semangat terhadap perubahan di tengah masyarakat yang beragam. Kegiatannya harus lebih menyentuh persoalan mendasar berbasis pemberdayaan dan perlindungan perempuan,” tandasnya. (Abduh)

  • Bagikan

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *