Anak Kampung Mbaca Antusias Belajar Alat Musik Tradisional

Citrust.id – Anak zaman sekarang mungkin hanya sebagian kecil yang mengenal alat musik tradisional, seperti saron, karinding, calung dan lain-lain. Padahal sejatinya, alat musik tradisional memiliki nilai historis dan kental akan budaya yang patut dilestarikan.

Disadari atau tidak, milenial saat ini cenderung lebih menggemari musik yang berbau modern. Mereka lebih memilih belajar alat musik kekinian, ketimbang alat musik tradisional.

Sebaliknya, anak-anak dari Komunitas Kampung Mbaca, Desa Panyingkiran, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Majalengka, sangat peduli terhadap alat tradisional.

Mereka antusias belajar memainkan alat musik tradisional, salah satunya karinding. Cara memainkannya dengan ditup lalu dipukul. Suara yang dihasilkan dari alat musik berbahan dari bambu itu sangat unik dan enak didengar.

“Mereka sangat antusias belajar alat musik karinding. Itu berarti, mereka ada minat untuk menguasai alat mungil dari bambu ini,” ungkap pengelola Kampung Mbaca, Muhamad Armando, Kamis (17/10)

Dia mengatakan, tujuan memperkenalkan alat musik tradisional Karinding karena anak usia dini generasi penerus bangsa. Diharapkan mereka peduli terhadap seni dan budaya lokal yang penuh dengan makna.

“Belajar itu harus dimulai dengan memperkenalkan. Yang penting, anak-anak sudah antusias. Maka apapun yang didapatkannya dengan kegiatan positif ini akan membekas bagus dalam memorinya,” ujarnya.

Sementara itu, Kang Entus, salah seorang ‎pegiat seni dan budaya asal Majengka yang mengajarkan karinding, sangat mengapresiasi kemauan anak-anak untuk mempelajari karinding. Mereka sangat antusias serta menikmatinya

“Sebelum mereka diajarkan memainkan karinding, saya berikan penjelasan terkait filosofi musik karinding. Mereka tampak fokus mendengarkan pemaparan. Serius tapi santai,” ujarnya.

Kang Entus menjelaskan, ada tiga nilai filosofi pada Karinding, yaitu yakin, sadar, dan sabar. Oleh karenanya, dirinya mengajak anak-anak yang aktif di Kampoeng Mbaca untuk menggapai mimpi dengan penuh keyakinan.

BACA JUGA:  Walikota Gelar Jurnalis Berpuisi, Puluhan Pewarta Bacakan Puisi

Setelah yakin, tahapan selanjutnya adalah melakukan secara sadar dan nikmati prosesnya dengan sabar.

“Jadi, modal utamanya itu yakin dulu. Niatkan dengan penuh keyakinan karena memang itu yang wajib muncul dalam diri dan hati kita,” pungkasnya. (Abduh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *