Mengenal Masjid Pusaka Peninggalan Kerajaan Talaga Manggung

  • Bagikan

Majalengkatrust.com – Salah satu masjid tertua di Kabupaten Majalengka di era Kerajaan Talaga Manggung yang konon dibangun abad ke-16 Masehi, yang dikenal dengan Masjid Pusaka At-Taubah terletak di blok Istana Desa Talaga Wetan, Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalalengka.

Entah karena ada peleburan kalimat atau kelatahan dialek setempat, sekarang blok ini terkenal dengan sebutan blok Astana. Masjid ini pun masih berdiri kokoh dan dipergunakan oleh warga setempat untuk kegiatan peribadatan hingga saat ini.

Pemerhati budaya Talaga, H. Asep Asdha Singawinata ketika diwawancara Cirebontrust, Kamis (01/05) menuturkan, menurut (Alm) Rd. Aruman Julia Sumantri, seorang tokoh di Desa Talaga Wetan kepada dirinya, Masjid Pusaka Talaga ini dibangun kisaran tahun 1635 M dan merupakan peninggalan raja ke IX Negeri Talaga, yaitu Rd. Arya Surawidjaya atau yang dikenal denga Sunan Ciburuy.

“Momolo (kubah-red) masjid ini masih menggunakan kubah peninggalan Sunan Ciburuy, yang berbahan tembaga berlapis kuningan,” ungkap H. Asep Asdha Singawinata.

Dikatakan dia, konon sebuah tasbih yang tersimpan di dalamnya juga merupakan peninggalan Arya Saringsingan, Mahapatih Kerajaan Talaga di era Sunan Ciburuy.

Asep Asdha mengungkapkan, Masjid ini terletak 300 meter menuju ke situs Makam Ciburuy atau kurang lebih 1 kilometer arah barat dari Museum Talaga Manggung.

“Dan hingga kini masjid tersebut menjadi pusat kegiatan keagamaan di Blok Astana dan Blok Ciburuy desa Talaga Wetan,” paparnya.

H. Asep Asdha Singawinata memaparkan, kisah Sunan Ciburuy atau Raden Arya Adipati Surawijaya dalam melaksanakan tugas pemerintahannya didampingi Sang Maha Patih, Aria Paningsingan atau Arya Saringsingan, seorang senapati yang gagah dan berani.

Pada era Raden Arya Surawijaya atau Sunan Ciburuy, tatanan perekonomian di Kerajaan Talaga sangatlah berkembang pesat, hingga Talaga menjadi jalan perdagangan Negara-negara di pulau Jawa maupun dari Eropa dan daratan China atau Tiongkok. Hal itu terbukti dengan adanya peninggalan- peninggalan keramik China, mata uang logam dan kain batik jawaan yang masih tersimpan di museum Talaga Manggung. Selain itu di Talaga juga terdapat kuburan-kuburan pedagang china atau Tiongkok yang bermukim di Talaga.

BACA JUGA:  Menengok Sejarah Masjid Attaqwa

“Di bidang pertanian juga tak kalah pesatnya, terutama tanaman padi dan palawija, hingga kini beberapa bidang pesawahan kuno masih terpelihara di daerah Cikiray Talaga dan Komplek Sawahlega Cikijing,” ungkap Asep Asdha yang juga menjabat Kepala Museum Talaga Manggung ini.

Dikatakan dia, di bidang keagamaan, di era Sunan Ciburuy juga banyak tumbuh berkempang padepokan Islam (pesantren) dan banyak dibangun sarana ibadah, masjid, mushola atau langgar.

“Pada era Sunan Ciburuy juga mulai berkembang seni kaligrafi islam dan seni membaca alquran (tilawah) seni gembyung (musik islami khas Talaga dan sekitarnya-red) dan bermunculan pantun-pantun yang bertemakan islam nadhom dan lain lain,” ungkap dia. (Abduh)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *