Ini Kronologi Kasus Pencurian di Konter Cigendeng

  • Bagikan

CIREBON (CT) – Pencurian di sebuah konter di Cigendeng oleh M (26) dilakukan setelah sholat subuh. Menurut pengakuan saksi mata yang sekaligus pemilik dari konter pulsa Heni Sunaesih (37) mengatakan ia melihat seseorang yang sedang asik membuka konter pulsanya dengan menggunakan gunting. Jumat (21/11).

Namun karena Heni merasa takut, ia pun urung untuk menegur atau memergokinya. Saat sang suami Ferry Rianto (50) tiba, Heni langsung mengatakan bahwa didalam konternya ada orang yang sedang melakukan pencurian. Fery yang awalnya tidak percaya mencoba mengecek langsung dengan memanggil para tentangganya, saat tiba dilokasi konter, Fery memergoki M yangs sedang mencoba melakukan pencurian.

“Memang awalnya saya tidak percaya dengan omongan istri dan tetangga saya yang memberitahu bahwa ada yang mencoba mencuri di konter milik saya, setelah istri saya mendesak, saya akhirnya membukanya dan memergoki seseorang yang berpakaian seperti orang mau sholat, saya langsung tarik keluar dia, pelaku juga sempat melakukan perlawanan.” Ujarnya kepada CT saat ditemui di Polsek Utara Barat (Utbar).

Pelaku awalnya sempat berhasil melarikan diri dan lolos dari kejaran massa namun setelah melakukan pengejaran, pelaku akhirnya tertangkap dan langsung dilaporkan kepada ketua RT dan RW setempat. Pelaku kedapatan membawa kartu perdana, uang receh dan pulpen satu slot yang akhir akhirnya dijadikan barang bukti.

Pelaku yang tertangkap langsung dilaporkan dan dibawa ke polsek Utbar. Dalam pemeriksaan yang juga menghadirkan ayah pelaku Z (54). Dari pengakuan Z, ia dan keluarganya tidak percaya bahwa pelaku pencurian tersebut adalah anaknya.

“Saya tidak mengetahui betul bagaimana proses pencuriannya, dan saya juga tidak mengetahui bahwa anak sayalah yang melakukan pencurian tersebut, memang anak saya itu pekerjaannya serabutan cuma biasanya ia sering menjadi tukang pijet panggilan.

BACA JUGA:  Pukul Siswanya, Oknum Guru SMPN 1 Karangwareng Kena Sanksi

Z pun menuturkan bahwa anaknya berperilaku baik dan tidak menampakan perilaku kriminal dan kesehariannya.

“Sehari harinya anak ini berprilaku baik dan tidak memperlihatkan prilaku seperti maling, ia juga nurut sama orang tua tidak pernah meminta apapun.” Ujarnya kecewa.

Kini Keluarga hanya bisa pasrah dengan hukuman yang akan dijatuhkan kepada sang anaknya, namun hingga kini dirinya masih mencoba meminta jalur kekeluargaan dengan pihak korban. (CT-104)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *