Zakat Indonesia Baru Terhimpun Satu Persen

Ilustrasi

CIREBON (CT) – Potensi zakat Indonesia dalam setahun bisa mencapai Rp217 triliun, namun zakat nasional yang saat ini terhimpun baru sekitar satu persen atau hanya Rp2,73 triliun. Masih jauhnya realisasi penghimpunan dengan potensi zakat, salah satunya karena publik belum memahami perihal zakat. Sebagian masyarakat Indonesia baru memahami zakat fitrah yang dikeluarkan saat bulan Ramadan menjelang Idul Fitri.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada September 2015, penduduk miskin per September 2015 mencapai 28,51 juta orang atau 11,13 persen dari total jumlah penduduk. Pertumbuhan ekonomi yang terus merosot, juga menjadi tantangan pelik yang harus dihadapi dalam mengetaskan kaum dhuafa dari kemiskinan.

Presiden Direktur Dompet Dhuafa Filantropi, Ahmad Juwaini meyakini bahwa jika lembaga amil zakat dapat mengumpulkan sebagian besar dari potensi zakat sebesar Rp217 triliun, akan banyak rumah sakit dan sekolah gratis berkualitas yang dibangun, dan makin besar pula kaum dhuafa yang dapat menikmati beasiswa untuk bersekolah dan kuliah, makin banyak perumahan rakyat, bantuan dana untuk pelaku usaha kecil, dan berbagai program pemberantasan kemiskinan lainnya.

Oleh karena itu, institusi pengelola zakat harus bekerja secara profesional. Lembaga pengelola zakat tidak hanya harus memperhatikan dalam aspek penggalangan dana dan menciptakan program pengentasan kemiskinan yang berkualitas, tetapi juga dalam aspek sosialisasi dan komunikasi. Padahal, jenis zakat beragam mulai dari zakat maal (zakat harta), zakat perniagaan, zakat pertanian, dan zakat peternakan. (Net/CT)

BACA JUGA:  Ketua DPRD Kuningan Larang Anggotanya Berkomentar kepada Media

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *