Catatan DADANG KUSNANDAR*

SELAMAT menempuh ujian nasional (UN) anak-anakku sayang. Di tangan kalian nasib bangsa ini kelak kemudian hari. Teruslah mengerjakan soal-soal dengan teliti agar memperoleh hasil yang bagus, hingga memudahkkan jalan meneruskan ke pendidikan tinggi.

Di jaman kini segala informasi demikian terbuka. Bahkan UN sedang berlangsung pun, penerimaan calon mahasiswa program ikatan dinas berbagai instansi dapat diketahui melalui genggaman tangan. Kemudahan ini menandakan kesungguhan pemerintah menyedian ruang belajar bahkan dengan biaya ditanggung (sebagian) oleh berbagai program beasiswa.

Bagi anak-anak dari keluarga miskin, tak perlu takut untuk menempuh pendidikan tinggi. Sepanjang mau berselancar di dunia maya, menelusur program Bidik Misi yang disediakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau CSR perusahaan swasta, termasuk pula CPNS Jalur Sekolah Dinas.

Tidak berlebihan agaknya jika para pakar pendidikan menitipkan pesan kepada peserta UN untuk bersikap jujur, selain meraih prestasi maksimal. Tak lupa Kementerian P&K pun memberi kiat di bawah ini.

Kiat-kiat menghadapi ujian nasional tersebut terbagi dua, yaitu jiwa dan raga, serta teknis. Kiat jiwa dan raga di antaranya, menjaga kesehatan, berpikir positif, yakin jika berusaha pasti akan berhasil, tidak tergoda untuk membeli kunci jawaban, percaya diri, berdoa dan meminta restu kepada orangtua.

Adapun kiat teknis antara lain, perbanyak latihan mengerjakan soal-soal tahun lalu, persiapkan perlengkapan ujian jangan sampai ada yang tertinggal, di saat ujian konsentrasi dan tetap tenang kerjakan soal yang lebih mudah terlebih dahulu.

UN tingkat SLTA tahun 2018 ini telah menggunakan sarana teknologi informasi. Ini jadi penanda bahwa ke depan penguasaan teknologi demikan penting dan tak terelakkan. Ada pun tentang beberapa siswa SLTA yang harus mengikuti UN di sekolah lain lantaran belum tersedianya sarana internet atau tempat yang belum memadai, semoga tahun depan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dapat dilaksanakan di sekolah masing-masing.

Bila seluruh peralatan teknologi informasi itu tersedia di seluruh sekolah Indonesia, maka tidak akan ada lagi alasan ketertinggalan untuk mengetahui segala informasi di belahan bumi mana pun. Dengan begitu tentu saja Kementerian P&K mesti siap menggelontorkan anggaran bagi ketersediaan sarana teknologi informasi tersebut.

Menurut catatan, sekitar 1,98 juta siswa SLTA hingga 12 April 2018 mengikuti UNBK. Jumlah ini pasti akan bertambah di tahun depan sehingga memerlukan kerja keras dan kerja cerdas Kementerian P&K untuk menghindari/ meminimalisir kendala di lapangan.

UNBK jauh lebih baik daripada soal ujian cetak yang mesti dikawal pasukan pengaman. []

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *