Polisi Kantongi Ciri-ciri Pelaku yang Ancam Barista Kopi Pekalipan

Citrust.id – Premanisme yang terjadi di wilayah Kota Cirebon beberapa pekan terakhir ini, memberikan dampak meluas. Bahkan berimbas pada aktivitas perekonomian warga.

Hal tersebut dialami oleh pengelola Kedai Kopi Pekalipan Kota Cirebon. Kedai kopi yang beroperasi sejak 2014 ini menyatakan tutup, karena merasa tidak aman hingga berujung ancaman pembunuhan.

Pengelola sekaligus Barista Kedai Kopi Pekalipan, Didin Gondrong mengakui, oknum pelaku datang ke kedai sebanyak empat kali. Awal datang memesan kopi masih bayar, namun kedua hingga keempat kalinya, oknum tersebut mulai jarang membayar.

“Pemilik kedai sempat menegur orang itu, tapi yang ada kami kena ancaman,” kata Idin saat ditemui di halaman Mapolres Cirebon Kota, Senin (17/9) sore.

Oknum preman tersebut, lanjut Idin, datang dengan membawa pisau sangkur. Pisau diletakkan diatas meja di tengah ramainya pengunjung. Sempat berusaha tidak menghiraukan apa yang menjadi kemarahan oknum preman itu. Namun, preman tersebut mengancam.

“Orang tersebut bilangnya begini ‘saya sudah biasa nusuk orang dan untung yang datang kesini saya. Kalau bos-bos saya yang kesini sudah digorok kamu’. Sedangkan saat itu suasana kedai sedang ramai, sehingga akhirnya pengunjung resah,” ungkapnya.

Imbas dari ancaman preman tersebut, Kedai Kopi Pekalipan Cirebon menyatakan diri tutup. Bahkan pemilik kedai sempat mengumumkannya di media sosial.

“Setelah tindakan preman itu, pemilik kedai memilih untuk tidak langsung melapor ke polisi. Namun ada dorongan pegiat kopi lain dan keaktifan petugas Polresta Ciko yang datang menemui,” ucapnya.

Kapolres Ciko, AKBP Roland Ronaldy mengaku mendapat laporan dari warga dan media sosial. Tapi saat dicek, laporan resmi belum masuk.

“Kami inisiatif mencari pemilik kedai itu untuk segera membuat laporan,” katanya.

BACA JUGA:  Bupati Ajak Wali Kota Bekasi Jelajahi Alam Kuningan

Aksi ancaman yang dilakukan preman tersebut, terjadi tanggal 3 September 2019. Dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku seorang diri. Kepolisian juga sudah mengindikasikan beberapa orang, yang diduga merupakan preman yang mengancam pengelola Kedai Kopi Pekalipan Kota Cirebon.

“Beberapa keterangan dan penyelidikan sementara, kami dapat ciri-ciri pelaku sesuai keterangan pengelola kedai. Tinggal tunggu bukti penguat lain,” ungkapnya.

Roland juga mengaku sempat menyayangkan tindakan pengelola kedai, lantaran tidak langsung melaporkan kejadian tersebut kepada polisi.

“Kita memastikan, para pegiat kopi lain agar tidak ragu melapor jika ada indikasi kriminalitas yang menghambat usaha,” katanya.

Perwakilan pegiat Kopi Cirebon, Irwan Setiawan mengaku, aksi solidaritas yang digelar di halaman Mapolres Ciko untuk memberi dukungan moril kepada kepolisian dan pengelola kedai. Selain itu, para pegiat kopi Cirebon berharap kedai kopi Pekalipan Cirebon kembali membuka usahanya.

“Ini bentuk kepedulian dan apresiasi kami kepada polisi agar lebih semangat bekerja menciptakan suasana amnan dan nyaman,” katanya. (Aming)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *