Pengrajin Rotan Mendapat Pesanan Kursi Raksasa dari Ridwan Kamil

Cirebontrust.com – Sejumlah pengrajin rotan di Desa Tegalwangi, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon mendapatkan pesanan kursi rotan raksasa dari Walikota Bandung, Riswan Kamil.

Kini mereka, sedang menyelesaikan kursi rotan raksasa yang dipesan oleh Walikota itu, mereka berharap pemesanan kursi rotan raksasa merupakan momentum kebangkitan kembali rotan di Kabupaten Cirebon.

Sebab, kursi ini direncanakan akan disimpan di Lapangan Tegallega Bandung dan dilihat langsung oleh banyak orang.

Di lapangan ini pria yang akrab disapa Emil ini rencananya akan membuat sebuah taman baru dengan ikon sebuah kursi rotan raksasa. Ridwan memesan kursi ini saat kunjungannya ke Tegalwangi beberapa waktu lalu.

“Pembuatan kursi baru kami kerjakan dua hari yang lalu, dan direncanakan bisa selesai dalam waktu dua hingga tiga minggu mendatang,” kata koordinator pengrajin, Djaso Saputra, Jumat (24/03).

Kursi ini direncanakan akan dibuat setinggi 9 meter dengan lebar 6 meter, dan bentuknya lebih kecil dari kursi rotan raksasa yang dibuat oleh warga Tegalwangi sebelumnya yang memiliki tinggi hingga 12 meter. Modelnya pun akan berbeda, sebab model kursi yang dipesan oleh Ridwan direncanakan akan berbentuk seperti burung cendrawasih.

“Nanti kepala kursinya akan menyerupai ekor burung cendrawasih. Kami membuatnya murni dari rotan, kalau kursi rotan yang kami buat sebelumnya kan terbuat dari bahan campuran rotan dan sintetis. Sementara untuk pesanan Ridwan Kamil benar-benar dibuat dari rotan murni, jadi bisa dibilang kursi rotan raksasa terbesar di dunia,” ucapnya.

Menurutnya, Lapangan Tegallega merupakan lapangan yang kerap dikunjungi warga Bandung, sehingga kursi ini akan dilihat oleh banyak orang.

“Jadi orang-orang kan bisa melihat bagaimana kondisi rotan Cirebon, bahwa rotan di daerah kami masih ada. Syukur-syukur kalau warga di sana mau berkunjung ke Cirebon kemudian membeli rotan di sini,” ucapnya.

BACA JUGA:  Djojo Sutardjo Mantap Daftar Bawalkot Cirebon Melalui PDIP

Jika sudah selesai dibuat, menurutnya, kursi rotan raksasa ini akan dibagi ke dalam dua bagian kemudian diangkut dengan menggunakan truk besar yang biasa digunakan untuk memuat semen.

Kita memang sengaja tidak membuatnya di Bandung, karena kalau membuatnya di Cirebon kan lebih murah ongkosnya, pengrajin pun tidak perlu repot datang ke Bandung. Hanya, kalau kursi ini sudah jadi kita akan membawanya dengan dua bagian.

“Sebab, kalau dibawa secara utuh tidak akan muat diangkut di truk. Paling saat sudah sampai di Lapangan Tegallega, kita akan merakitnya kembali namun akan selesai di hari itu juga,” ucapnya.

Kekuatan rotan murni sendiri jika disimpan di alam terbuka paling maksimal hanya bisa bertahan tiga hingga empat tahun. Menurut Djaso, kursi rotan tersebut jika sudah usang karena cuaca bisa disiasati dengan cara mencopot aksesorinya namun rangkanya masih bisa digunakan.

“Sehingga nanti yang diganti adalah bagian aksesorinya, namun rangkanya masih utuh. Jadi kalaupun mau diganti ya tidak perlu semuanya diganti,” imbuhnya. (Iskandar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *