Nikmati Keripik Tempe Khas Majalengka Lebih Gurih Rasanya

Majalengkatrust.com – Selama ini, keripik tempe atau keripik oncom, sepertinya hanya dikenal asal Bandung, dimanapun keripik itu dibuat tetap namanya oncom Bandung atau tempe Bandung. Karena mungkin, makanan tersebut lebih khas sebagai oleh-oleh asal Bandung.

Kini di Majalengka, juga memiliki keripik tempe yang juga lebih khas dan mungkin belum diproduksi oleh warga di kabupaten/kota lain.

Disebut khas karena keripik tempe buatan Eman (40) warga Blok Sukawangi, Desa Banjaran, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka ini benar-benar keripik tempa tanpa campuran tepung. Ukurannya juga lebih kecil, bundar dan tipis.

Keunggulannya, bila oncom atau tempe bandung ada sedikit rasa pahit sementara keripik tempe Banjaran ini benar-benar rasa tempeasli.

Menurut Eman pembuatan keripik tempe terilhami oleh keripik tempe Bandung. Namun dia ingin berupaya menghilangkan rasa pahit saat dimakan sehingga dia mencoba membat tempe sendiri dengan bentuk yang menarik.

“Pertama saya mencoba membuat tempe dengan kacang kedelai yang tidka terlalu banyak, agar kacang ditempe bisa terikat dan menempel saya coba membuat tempe dicampur tepung aci dan terigu, ternyata hasilnya bagus,” ungkap Eman, Rabu (23/08).

Hanya menurutnya tempe untuk keripik ini tidak bisa disimpan terlalu lama, hanya bisa satu malam saja agar rasa tempe tetap terasa dan tidak muncul rasa pahit.

“Jadi sekarang membuat tempe besok harus sudah di goreng agar rasa tidak berubah,” ungkap Eman.

Dari uji coba tersebut kini Eman sudah bisa memproduksi sekitar 6 kg keripik tempe ataus ekitar 22 lempeng tempe dengan panjang 60 cm. Pasar juga sudah mulai luas. Tak hanya di Kecamatan Banjaran, Talaga namun juga sejumlah wilayah lainnya di Majalengka serta Bandung.

BACA JUGA:  Sebagian Warga Cipari Pasang Spanduk Penolakan Pengembangan RS Sekar Kamulyan

Hanya menurutnya, dirinya kini belum menemukan pisau atau mesin untuk mengerat tempe yang keratannya bisa tipis. Saat ini masih dilakukan secara manual dengan menggunakan pisau cutter.

Inginnya ada teknologi yang cukup canggih agar pengerjaan bisa lebih cepat dan mudah. Sedangkan untuk menggoreng sudah ditemukan alat yang bisa kering maksimal dan lebih cepat, hanya sekitar 3 menitan saja di penggorengan.

Keripik buatan Eman ini hanya bsia bertahan sekitar satu setengah bulan hingga dua bulanan saja karena tanpa pengawet sama sekali. Untuk rasa Eman membuat dua varian rasa, orijinal dan rasa pedas.

“Saya kini berupaya mengikuti beberapa pameran sehingga pasar mulai luas. Sekarang keripik saya juga sudah ke Pendopo, hampir tiap bulan ada pesanan untuk ke Pendopo (Bupati Majalengka),” kata Eman.

Sebetulnya ada penawaran asal pengusaha Bandung, minta dikirim tempe secara rutin tiap bulan sebanya 1 kw, pengusaha tersebut akan membuat keripik sendiri dan suplai tempe dari Eman. Namun Eman menolak dengan beberapa alasan. (Abduh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *