Ingin Bantu Sesama, Sang Maestro Tari Topeng Mimi Tumus Jadi Tukang Pijit

  • Bagikan

Cirebontrust.com – Di usia yang senja, sang maestro tari topeng Cirebon, Tumus Sumiati (77) yang dikenal dengan sapaan mimi Tumus masih terlihat segar meskipun usianya senja.

Sang maestro tari topeng di Cirebon saat ini nyambi menjadi tukang pijit. Bukan karena tidak adanya tawaran untuk menari, mimi Tumus menjadi tukang pijit tidak lain karena niatnya untuk membantu sesama.

Mimi Tumus merupakan maestro tari topeng asal Desa Kreyo, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon. Mimi Tumus, sang maestro topeng Cirebon ini memang masih terlihat segar di usianya yang sudah renta. Dia bahkan masih kuat membawakan tarian topeng mulai dari topeng Panji hingga Kelana yang bisa memakan waktu hingga seharian.

Mimi Tumus juga aktif melatih sejumlah anak di desanya, di samping menjadi tukang pijit. Ya inilah yang dilakukan Mimi Tumus di sela waktu luangnya di rumah sederhananya di Desa Kreyo, Kecamatan Klangenan.

“Saya menjadi tukang pijit karena ingin membantu sesama, bukan mencari penghasilan lain. Saya pun tidak mematok tarif saat pijit,” ujar Mimi Tumus saat ditemui di rumahnya, Kamis (02/03).

Menurutnya, tidak seperti tukang pijit lainnya yang menjajakan jasa pijit dengan cara berkeliling. Mimi Tumus justru memijit warga di rumahnya. Menurutnya, warga sekitar justru datang ke rumahnya saat hendak di pijit.

“Ternyata, pijitan saya mungkin dirasakan enak bagi mereka, buktinya mereka masih datang ke rumah,” ucapnya.

Tari topeng dari Kreyo merupakan tarian topeng tertua di Cirebon, selain dari Slangit dan Karanganyar. Mimi Tumus merupakan generasi ke lima setelah leluhurnya yang menarikan topeng khas Cirebon. Orang tuanya adalah sama-sama penari topeng. Mimi Tumus memulai menari sejak usia 30 tahunan. Menurutnya, menari adalah harga mati untuk melestarikan budaya asli Cirebon.

BACA JUGA:  Kapolres Majalengka Nobar Sang Prawira bersama Pelajar

“Sampai kapanpun menari sudah menjadi jiwa saya, tidak mungkin tergantikan meski diselingi menjadi tukang pijit,” katanya.

Mimi Tumus mengaku cukup kesulitan saat harus melatih anak-anak, sebab sebagian besar dari mereka hanya mampu membawakan tarian topeng samba ataupun rumyang. Sisa tarian topeng lainnya, banyak anak-anak yang dilatihnya yang tidak menguasai.

Saat ini, Mimi Tumus sedang menunggu bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang juga tak kunjung datang. Padahal, saat menari di event Gotrasawala di tahun lalu, Wakil Gubernur Dedy Mizwar menjanjikan akan memberikannya seperangkat alat musik untuk mengiringi tarian topeng, di antaranya seperangkat gamelan.

“Saya terlanjur bilang sudah punya sanggar, tapi itu pun punya orang lain. Akhirnya saya akan diberikan seperangkat alat musik saja,” katanya.

Beberapa staf dari Pak Wagub sih sudah datang ke rumahnya, tapi entah kenapa bantuannya belum juga datang. Sanggar tari sudah lama diidamkan oleh Mimi Tumus. Pemerintah Kabupaten Cirebon pun, menurutnya, belum memberikannya bantuan untuk membangunkan sanggar tersebut.

“Saya tidak muluk-muluk, yang penting bisa menampung anak-anak yang mau latihan. Kalau sudah dibangun saya akan lebih fokus lagi menari dan mengajarkan kepada anak-anak sekitar warga sini,” harapnya.

Berbagai penghargaan sudah diterima oleh Mimi Tumus, mulai dari Kementerian terkait saat dulu mentas di Taman Ismail Marzuki Jakarta. (Iskandar)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *