Citrust.id – Pada usia yang ke-25, PT PG Rajawali II (RNI) membuat terobosan untuk meningkatkan produktivitas gula petani. Salah satunya melalui pola kemitraan dengan petani tebu.
Sekretaris Perusahaan PT PG Rajawali II, Ahmad Syukri Jati, menjelaskan, kebijakan pemerintah terhadap regulasi harga gula mengakibatkan para petani tebu patah semangat. Naik turunnya harga gula nasional membuat mereka kurang produktif menanam tebu.
Akibatnya, banyak yang menjual lahan tebunya untuk dialihfungsikan, bahkan berhenti menanam tebu, dan menggantinya dengan tanaman lain. Kondisi itu mengakibatkan pasokan bahan baku ke pabrik gula semakin menurun.
Demi meningkatkan kembali produktivitas gula, lanjut Ahmad Syukri Jati, PT PG Rajawali II mengubah pola kemitraan dengan para petani tebu. Salah satunya dengan memberikan bantuan pendanaan.
“Pendanaan ini berkerja sama dengan perbankan dengan memberikan bunga yang rendah. Banyak petani yang tertarik untuk ikut kemitraan ini,” ujarnya, Sabtu (28/8).
Dikatakan Ahmad Syukri Jati, dengan kemitraan tersebut, PT PG Rajawali II bisa mengolah sendiri lahan tebu yang bermitra dengan petani maupun masyarakat.
“Ditargetkan hasil panen tahun ini bisa mencapai 57 ribu ton. Per-Agustus ini sudah 34 ribu ton. Kami optimis bisa mencapai target,” ucapnya.
Ahmad Syukri Jati menjelaskan, langkah tersebut merupakan upaya untuk bangkit dari lesunya industri gula, terutama di Ciayumajakuning. Berkaitan dengan itu, pada usia ke-25, PT PG Rajawali II mengangkat tema Bangkit dan Berbenah.
“Salah satu implementasinya dengan meningkatkan kualitas SDM. Kami juga menggandeng para petani tebu agar mau meningkatkan kualitas panen tebunya. Kami bangkit dan berbenah,” pungkasnya. (Haris)