Grumala Ekspedisi ke Saluran Air Bersih Dibangun Kolonial Belanda

  • Bagikan

Majalengkatrust.com – Grup Madjalengka Baheula (Grumala) yang peduli kepada sejarah, kembali melakukan ekpedisi ke saluran air atau mata air Pantan di Blok Cigowong, Desa Ganeas, Kecamatan Talaga yang dibangun di era kolonial Belanda.

Menurut pentolan Grumala, Kang Naro saluran air atau Watter Leideng Bedrift di Pantan Cigowong dibangun tahun 1930-an Zaman Bupati, Surya Tanudibrata yang dibangun untuk hadiah Ultah Ratu Wilhelmina.

“Fungsinya sebagai saluran mata air bersih dan pengairan dan ada terowongan air bawah tanah sepanjang 150 meter yang dibangun karena longsor bukitnya. Terowongan air bawah tanah tersebut dibangun oleh ahli dari Bantarujeg dengan menggunakan lampu petromaks untuk ketepatan kelurusannya,” ujar Naro.

Sementara menurut keterangan warga setempat Endin, ada
Mitos tahun 60an ada orang yang tenggelam di Situ Sangiang Desa Sangiang Kecamatan Banjaran dan ketemu di mata air Pantan Cigowong.

“Air di Pantan ini dpercaya terusan dan tembusan dari Situ Sangiang,” jelas Endin.

Sementara menurut keterangan resmi Sekdes Desa Ganeas Abas Sambas mata air Pantan Cigowong ini berawal di zaman Belanda di Desa Ganeas tidak ada air bersih.

“Awalnya tempat penggalian pasir, pas digali muncul air, kemudian rebutan antara warga Desa Ganeas dan Argasari pagowong-gowong (teriak-red) jadi terkenal dinamakan Cigowong,”ungkap Abas Sambas.

Dikatakan Abas, awalnya mata air Pantan Cigowong digunakan untuk irigasi, kemudian dipergunakan untuk air minum dan air bersih untuk Puskesmas Talaga, Polsek Talaga dan Kantor Kecamatan Talaga termasuk untuk air bersih warga Kecamatan Talaga dan sekitarnya.

Sementara itu Ketua Grup Madjalengka Baheula (Grumala), dr. Andi Iman Wandi mengatakan Grup ini tujuannya menginventarisir benda-benda dan peninggalan sejarah jangan sampai hilang ditelan zaman.

BACA JUGA:  Polres Majalengka dan Panwaslu Gelar FGD, Catat ada 26 Pelanggaran Kampanye

“Selain inventarisir, mendokumentasikan, literasi dan publikasi, kita juga sedang menulis ulang sejarah Majalengka versi Grumala,”tukasnya.

Ekpedisi Grumala kali ini selain ke Mata Air peninggalan Belanda juga ke Museum Talaga Manggung yang mengoleksi benda-benda sejarah warisan Kerajaan Talaga Manggung.

Juga Situs Batu Caian di Cicamas Desa Campaga Kecamatan Talaga tempat bertemunya Ratu Simbarkancana (Ratu Kerajaan Talaga Manggung) dengan kakaknya Raden Panglurah. (Abduh)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *