Cirebontrust.com – Kerugian terus melanda para petani di Kabupaten Cirebon. Setelah gagal panen total beberapa waktu yang lalu, kali ini petani dihadapkan kerugian akibat gagal musim tanam. Di desa Paguragan, petani mengalami kerugian puluhan juta akibat gagal musim tanam.
Meski air melimpah di sawah desa Panguragan, namun tanda kegagalan musim tanam sudah terlihat. Padi-padi yang baru ditanam tidak tumbuh, melainkan perlahan mati karena terus diserang hama. Di sisi lain, petani saat ini berkejaran dengan musim kemarau yang sudah di depan mata.
Sadini (50 tahun), petani di Desa Panguragan mengungkapkan, dirinya serta petani lainnya nekat menanam padi pasca-gagal panen dua bulan lalu, sebab air masih berlimpah.
“Kalau sudah masuk kemarau dan kita belum melakukan apa-apa, ya sudah setahun ini sawah kita tidak akan menghasilkan panen padi,” kata Sadini.
Sadini juga mengatakan, padi yang saat ini sudah ditanamnya merupakan penanaman yang kedua kalinya, setelah penanaman pertama kali gagal total. Namun baru beberapa hari ditanam, banyak bibit yang sudah mati akibat diserang hama.
“Kalau penanaman yang pertama kemarin-kemarin semuanya gagal total,” katanya.
Menurutnya, pada penanaman yang pertama kali dan mengalami kegagalan, dirinya mengalami kerugian hingga Rp20 juta, karena telah membeli bibit padi hingga di atas 1 ton. Satu kilogram bibit padi dihargai Rp3 ribu. Sadini mengaku pasrah untuk penanaman yang kedua kalinya ini.
Dirinya berharap masih ada padi yang bisa diselamatkan dari penanaman yang kedua ini. “Jangan sampai saya kembali mengalami kerugian, kalau rugi terus kapan saya untungnya, sementara sawah yang saya tanami ini bukan asli sawah saya karena saya harus menyewa,” ungkapnya.
Pada gagal panen sekitar dua bulan yang lalu, dirinya mengalami kerugian hingga di atas Rp50 juta. Uang yang harus dibayarkannya kepada pemilik sawah belum sepenuhnya lunas, sebab masih tersisa setengahnya. (Iskandar)
Komentar