Dikabarkan Siswa SD di Majalengka Mabuk Miras serta Setiap Hari Malak Temannya

  • Bagikan

MAJALENGKA (CT) – Dunia pendidikan di Kabupaten Majalengka kembali tercoreng ketika sejumlah orang tua murid Sekolah Dasar Negeri 2 Cicadas, Desa Cicadas, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka mengaku resah. Mereka menemukan adanya aksi pemalakan uang dan pemaksaan minum miras, merokok dan obat-obatan, yang dilakukan oleh salah seorang murid kelas VI SDN 2 Cicadas terhadap rekan-rekan sekelasnya.

“Anak saya setiap hari dipalak Rp. 4 ribu oleh si, A sejak kelas 4 sampai sekarang kelas 6, dipaksa minum miras merk AK dan obat batuk komix dan antimo juga disuruh merokok dengan ancaman,” ungkap N salah satu orangtua siswa kepada CT, Senin (14/03).

Atas dugaan kekerasan tersebut, sejumlah orang tua murid mendatangi sekolah berharap aksi kekerasan tidak terjadi lagi dan guru serta kepala sekolah bertanggung jawab untuk mengawasi seluruh murid.

Menurut keterangan beberapa orang tua murid, anak mereka sudah hampir tiga tahun mendapatkan aksi kekerawan yang dilakukan oleh teman sekelasnya, kekerasan yang diterima anak mereka berupa ancaman, serta setiap hari anak mereka dipungut uang antara Rp 2.000 hingga Rp 5.000.

Anak-anak juga dipaksa untuk merokok serta dicekoki miras, atau dipaksa minum obat jenis komix dan antimo 2 tablet sekali minum, bila tidak bersedia merokok atau minum komix maka anak terkena ancaman akan dipukul menggunakan tongkat besi.

Menurut N ada 8 murid kelas VI yang mengalami kekerasan, dan kekerasan dilakukan pelaku disaat istirahat sekolah.

“Semula tidak ada murid yang bersedia menceriterakan kepada orang tuanya karena takut dengan ancaman yang katanya akan dipukul dengan besi. Hasil penelitian kami pelaku bersikap demikian katanya karena ada yang menyuruh lagi pelakunya orang dewasa,” ungkap N.

Atas kejadian tersebut sejumlah orang tua murid mendatangi pihak sekolah dan akhirnya dikumpulkan di sekolah bersama orang tua pelaku. Sedianya orang tua korban berharap pelaku bisa dikeluarkan dari sekolah agar tidak menganggu lagi.

BACA JUGA:  Polisi Tangkap Satu Pelaku Jambret Bermotor saat Kepergok Beraksi

“Saya sebetulnya sudah curiga dengan kondisi anak saya sejak lama, kalau pulang sekolah anak saya langsung tidur seperti sangat kelelahan, saat ditanya dia tak pernah menjawab karena katanya takut. Dia baru berterus terang minggu kemarin,” ungkap orang tua murid yang enggan disebut anamanya dengan alasan khawatir anaknya lebih mendapat aksi kekerasan dari temannya, selain itu pihak sekolah melarang untuk bicara.

Hanya menurutnya ada sejumlah anak perempuan yang juga menerima aksi kekerasan yang sama berupa pungutan, diminta merokok hingga dipaksa minum obat antimo dua buah.

“Obat yang diberikan itu katanya diperoleh dari pungutan terhadap murid yang di bully nya,” kata dia.

Kepala Sekolah SD Cicadas 2 Eti Nurhaety ketika belum bisa ditemui untuk dimintai konfirmasi karena sedang keluar, sementara salah seorang guru di sekolah tersebut Pepe Warsa mengatakan hal itu sudah ditangani pihak sekolah. Pihaknya menjamin tidak akan terjadi lagi aksi kekerasan di sekolahnya dan hal itu sudah dibicarakan antara orang tua korban dengan orang tua anak yang diduga sebagai pelaku.

“Persoalannya sekarang sudah beres, kami sudah mempertemukan kedua belah pihak. Apa yang terjadi di sekolah tangungjawab kami, pokonya sudah beres,” ungkap Pepe.

“Dan kalau ada miras beredar di lingkungan sekolah kami, saya yang tangani,” pungkas Pepe. (Abduh)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *