Citrust.id – Dinas Pemadam Kebakaran Kota Cirebon mengadakan pelatihan penanganan gigitan binatang beracun, Jumat (18/7/2019), di salah satu hotel di Kota Cirebon.
Sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut, yakni Dr. dr. Tri Maharani, M.Si., Sp.EM. Ia merupakan Founder RECS Indonesia sekaligus Presiden Indonesian Toxinology Society.
Kepala Dinas Damkar Kota Cirebon, Drs. Adam Nuridin, MM, menjelaskan, dirinya menyambut baik pelatihan tersebut yang memberikan wawasan lebih bagi personelnya dalam menangani kasus gigitan binatang beracun.
“Gigitan binatang beracun, seperti ular, bisa mengakibatkan kematian. Salah satu tugas kami adalah melakukan penyelamatan terhadap orang yang tergigit binatang beracun,” ujarnya.
Adam mengungkapkan, ada 347 jenis ular yang ada di Indonesia. Di Cirebon paling banyak adalah ular weling, kobra, dan king kobra. Ketiganya beracun. Belum lagi populasi tawon yang meningkat. Pihaknya kerap dimintai pertolongan untuk melakukan evakuasi sarang tawon.
“Bahkan, saat melakukan evakuasi, petugas kami pernah disengat tawon. Oleh karena itu, pelatihan ini perlu dilakukan untuk memberikan pengetahuan yang lebih mendalam, termasuk tips dan trik dalam menangani sengatan atau gigitan binatang beracun,” ujar Adam.
Di tempat yang sama, Dr. dr. Tri Maharani, M.Si., Sp.EM, memaparkan, sejak 2017, kasus sengatan tawon di Indonesia terus meningkat. Sedangkat peningkatan kasus gigitan ular berbisa sejak 2012. Masyarakat kerap minta tolong kepada petugas Damkar untuk melakukan penyelamatan terhadap gigitan ular maupun sengatan tawon.
Tri menuturkan, populasi ular maupun tawon di Kota Cirebon cenderung meningkat. Salah satu pemicunya adalah letak Kota Cirebon yang dekat laut dan gunung. Itu merupakan komposisi yang bagus untuk ekosistem hewan berbisa.
“Hampir setiap hari saya menerima laporan ada warga Cirebon yang digigit ular. Selain itu, hampir setiap minggu ada evakuasi sarang tawon,” katanya.
Dalam pelatihan itu, Tri juga memberikan donasi berupa baju pelindung sengatan tawon. Hal itu sebagai wujud kepeduliannya terhadap petugas Damkar yang melakukan tugas beresiko tinggi.
“Donasi ini juga sebagai bentuk penghargaan terkait HUT Damkar ke-100 dan Hari Jadi Cirebon ke-650 sekaligus penghargaan kepada dr. Siska yang asal Cirebon. Ia sekretaris saya di Indonesian Toxinology Society,” pungkasnya. /haris