INDRAMAYU (CT) – Bupati Indramayu, Anna Sophanah mengaku pernah dilecehkan oleh para Pekerja Seks Komersial (PSK) di Pantura, dia pun sempat menangis ketika melewati jalur pantura Indramayu.
“Iya, ibu pernah dilecehkan oleh mereka (PSK),” ucap Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu, Ahmad Bachtiar pada saat pertemuan dengan pemilik warem pantura, Senin (28/03).
Bachtiar mengungkapkan saat itu, ibu sedang melewati jalur pantura, sekiranya pemimpin, ibu pun membuka kaca jendela mobilnya dan laju kendaraannya pelan, ibu saat itu menyapa masyarakat di sepanjang pantura dengan melambaikan tangan.
Namun sikap ibu direspon tak sopan, mereka (PSK) malah tidak memperdulikannya, bahkan sengaja memperlihatkan kemolekan tubuh mereka.
“Dengan perlakuan itu, ibu langsung tertegun dan menangis yang kemudian bertekad untuk menggusur semua warem yang ada di pantura,” ujarnya.
Sementara Koordinator Komunitas Pengelola Kafe Pantura, Budi Asmara mengatakan pihaknya sudah tidak melakukan praktik prostitusi dan peredaran mihol di warung miliknya maupun pemilik lainnya.
“Kami siap beralih usaha tapi jangan gusur warung kami,” terangnya.
Namun Pemerintah Kabupaten Indramayu tetap melakukan penggusuran, meski masih terganjal penolakan pemilik warung di sepanjang pantura, tepatnya di Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu.
Mereka bersikukuh mempertahankan bangunan mereka dengan berdalih bahwa mereka mempunyai izin mendirikan usaha. Mereka juga mengancam akan tetap tinggal di puing-puing reruntuhan paska penggusuran.
Seperti yang dikatakan salah seorang pemilik warem, Tanda (52) warga Desa Karangsinom, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Menurutnya, dirinya sudah mendapatkan izin untuk mendirikan usaha, terlebih setiap bulannya harus membayar jatah preman kepada oknum tertentu. (Kir Raharjo)