Citrust.id – Kehadiran Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) banyak disyukuri oleh seluruh masyarakat Indonesia. Pasalnya, program yang diselenggarakan BPJS Kesehatan itu telah membuka pintu akses bagi masyaralat dalam mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan.
Begitu juga yang dirasakan oleh Suhailah (28), warga Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Ditemui setelah mengakses pelayanan di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Cirebon, Selasa (24/12), Suhailah mengaku, ia telah terdaftar sebagai peserta JKN sejak duduk di bangku sekolah.
“Sejak tahun 2014-an saya terdaftar sebagai peserta JKN. Waktu itu juga saya masih duduk di sekolah Sekolah Menengah Atas (SMA), sudah dikasih kartunya. Alhamdulillah bersyukur sekali karena terasa sampai sekarang sangat bermanfaat,” ungkap Suhailah.
Saat ini, Suhailah terdaftar sebagai peserta JKN segmentasi peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah. Selama terdaftar sebagai peserta JKN tersebut, Suhailah bercerita jika tak jarang ia menggunakan untuk mengakses berbagai layanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) tempatnya terdaftar.
“Biasa sih kalau saya sakit, tidak enak badan atau orang tua juga, ya kita langsung datang itu ke Puskesmas untuk berobat. Setelah diperiksa dokter dan dapat obat. Tidak lama setelahnya, biasanya langsung enakkan dan bisa beraktivitas lagi,” ujarnya.
Selain sering mendapatkan layanan kesehatan di FKTP tempatnya terdaftar, Suhailah juga berbagi pengalaman saat mendapatkan pelayanan kesehatan di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).
Ia pernah mendapatkan operasi di salah satu rumah sakit di Kota Cirebon dikarenakan adanya benjolan di tubuhnya. Seluruh biaya pengecekan dan juga tindakan operasi Suhailah ditanggung oleh Program JKN.
“Dua hari dua malam saya pernah dirawat, tidak sulit kok selama kita ikuti semua prosedur dan ketentuan yang berlaku. Pelayanannya waktu itu bagus, dokternya juga baik-baik, perawatnya juga ramah,” lanjut Suhailah.
Setelah menjalani rawat inap dan diizinkan pulang, Suhailah menyampaikan jika ia secara rutin diminta untuk melakukan rawat jalan guna mengecek kondisi tubuhnya setelah tindakan operasi.
Rasa khawatir sempat tersirat di benak Suhailah ketika ia diharuskan untuk melakukan rawat jalan, pasalnya ia saat itu hanya seorang ibu rumah tangga yang memiliki penghasilan yang tidak menentu.
“Alhamdulillah adanya Program JKN ini sangat meringankan, kalau harus menggunakan biaya pribadi kan pasti butuh biaya yang tidak sedikit, sementara uangnya belum tentu ada,” tuturnya.
Suhailah mengapresiasi berbagai upaya yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan serta fasilitas kesehatan dalam mempermudah peserta mengakses pelayanan kesehatan apabila diperlukan. Salah satu hal yang ia apresiasi yaitu pemanfaatan NIK sebagai identitas peserta JKN.
Apabila membutuhkan pelayanan kesehatan, peserta JKN cukup menunjukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai identitasnya. Selama status kepesertaannya aktif, seluruh biaya pelayanan kesehatan ditanggung sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan juga indikasi medis.
“Saya bersyukur saja sudah terdaftar sebagai peserta JKN. Dipermudah sekali ketika berobat kalau lupa membawa kartu JKN cukup menunjukkan KTP saja sudah bisa dilayani dengan baik,” ucapnya.
Meski banyak manfaat dari hadirnya Program JKN, diakhir perbincangan Suhailah tetap berpesan agar berbagai pihak dapat lebih memahami akan hak dan kewajibannya dalam Program JKN, sehingga Program JKN ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
“Saya dan keluarga sangat terbantu sekali, kalau tidak ada JKN ini pasti bingung. Semoga kita semua selalu dikasih kesehatan, agar manfaat dari Program JKN bisa tersalurkan untuk orang-orang yang membutuhkan pengobatan,” tegasnya.