Geliat Ekonomi Muludan, Mulai Lapak Dagangan hingga Tempat Parkir

  • Bagikan

CIREBON (CT) – Menyambut bulan Maulid atau dengan sebutan (Muludan) memberikan berkah tersendiri bagi warga di sekitar Keraton Kesepuhan. Mereka tak ingin melepas kesempatan momen satu tahun sekali ini, untuk meraup untung dengan membuka lahan parkir dan lapak jualan.

Dalam waktu satu bulan, ribuan pengunjung yang terus berdatangan tiap hari hingga puncak muludan (malam pelal), merupakan kesempatan untuk mengais rezeki bagi warga di sekitar Kasepuhan seperti Cangkol, Lamah Wungkuk dan Pulasaren.

Seperti yang diakui oleh salah satu pedagang gorengan, Iis (42), mengatakan, selama sepuluh tahun ia berjualan di acara muludan keraton Kesepuhan Cirebon. Ian mengakui di bulan mulud seperti ini, mendapatkan omset cukup besar dibandingkan dengan hari-hari biasa. “Kan pengunjungnya dari pagi hingga malam, ada saja yang beli. Jadi lumayan mas penghasilannya,” ujarnya.

Tak hanya pedagang, juru parkir yang berada di sekitar jalan menuju Keraton Kesepuhan juga meraup untung. Deretan bahu jalan dimanfaatkan oleh mereka dengan mematok retribusi sebesar Rp.2000 ribu hingga Rp3000 ribu untuk kendaraan roda dua. Sedangkan untuk kendaraan roda empat sebesar Rp.5000 ribu bahkan lebih.

Andayani (21) salah satu pengunjung mengatakan, pada saat perayaan muludan seperti itu, memang wajar masyarakat memanfaatkan nya dengan berjualan dan penyedia jasa parkir. Namun tetap harus menjaga kenyamanan dan keamanan pengunjung.

“Pemerintah kota harusnya mampu menertibkan. Bayangkan, berapa besar retribusi yang dihasilkan selama muludan?. Jika tiap kendaraan ditarik Rp3000 ribu dan selama satu hari sebanyak 300 kendaraan. Maka jumlah nya Rp900.000 ribu, kemudian dikalikan jumlah titik parkir yang tersedia dan hari selama perayaan,” katanya sambil merinci.

Dirinya tak menyalahkan warga memanfaatkan momen tersebut untuk menyediakan jasa parkir, selama hal itu tak merugikan pengunjung dan bisa memberikan masukan terhadap pemerintah. “Itu sah-sah saja. Tapi kalau tidak ada manfaatnya buat pembangunan. Ya perlu dipertanyakan?,” imbuhnya. (CT-105)

BACA JUGA:  Perumda Tirta Giri Nata Lakukan Penyesuaian Tarif Air Minum Setelah 10 Tahun
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *