MAJALENGKA (CT) – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, Tatang Rahmat mengatakan, bahwa sebanyak 20 kecamatan di Kabupaten Majalengka masuk ke dalam daerah rawan bencana.
“Dari 20 kecamatan tersebut, 15 kecamatan di antaranya masuk dalam zona rawan bencana tanah longsor, terutama di musim hujan,” ungkapnya kepada CT, Rabu (10/02).
Terkait hal tersebut, menurutnya BPBD bersama sejumlah instansi terkait beberapa waktu lalu melakukan survei ke sejumlah daerah, yang sering mengalami musibah longsor. Langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya korban jiwa ketika musibah serupa terjadi.
“Untuk penanganan darurat, kita sudah lakukan setiap terjadi bencana. Setelah itu, jika kena rumah misalnya, kan harus ada tindak-lanjut. Warga itu harus diamankan, jangan sampai menimbulkan korban jiwa ketika terjadi musibah yang sama,” katanya.
Tatang mengatakan Selain mengantisipasi jatuhnya korban jiwa, survey tersebut juga dilakukan guna memudahkan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah tertentu.
“Survei ini juga untuk mengaji, penyebab terjadi suatu bencana, apa karena faktor manusianya, atau memang dari alam. Dari hasil kajian itu, nanti bisa diketahui apakah daerah tersebut masih aman untuk ditinggali atau memang warga setempat harus direlokasi,” jelas Tatang.
Jika dari hasil kajian itu ternyata warga harus direlokasi, maka penanganan selanjutnya adalah mekansime relokasi. Untuk relokasi sendiri, jelas dia, ditentukan oleh Bupati.
“Dari hasil itu, nanti kita sampaikan kepada pimpinan. Seperti kasus di daerah Jatitujuh yang terkena abrasi, yang kemudian direlokasi. Untuk mengetahui sejauh mana potensi bahaya itu sendiri, dilakukan oleh ahli dari sejumlah instansi,” ungkap Tatang.
“Tapi sampai saat ini kita belum bisa menentukan hasil dari survei tersebut. Rencanananya, survei kita lakukan di beberapa titik. Setelah selesai semua, baru diketahui hasilnya,” lanjutnya.
Sementara itu, dari data yang ada di BPBD, daerah yang dinilai rawan bencana longsor tersebar di sejumlah daerah di Majalengka selatan dan Majalengka tengah. Daerah tersebut yakni Kecamatan Lemahsugih, Malausma, Bantarujeg, Cingambul, Cikijing, Talaga, Banjaran, Argapura, Sukahaji, Maja, Sindang, Rajagaluh, Sindangwangi, Leuwimunding, dan Kecamatan Majalengka yang rawan bencana longsor. Sedangkan yang rawan bencana banjir meliputi kecamatan Kadipaten, Dawuan, Ligung, Kertajati, dan Jatitujuh.
Sementara Ketua Tim Resque 724 Iwan Setia, yang anggotanya banyak menjadi relawan penanggulangan bencana, mengatakan pihaknya siap dan siaga selama 24 jam dalam membantu penanggulangan bencana di wilayah Kabupaten Majalengka. (Abduh)