CIREBON (CT) – Banyaknya kondisi lahan pertanian yang rusak di Kota Cirebon, disebabkan menggunakan pupuk yang tidak ramah lingkungan. Hal itu dianggap telah merusak tekstur sebagian tanah di Kota Cirebon.
Temuan itu berdasarkan survey yang dilakukan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kota Cirebon terhadap sejumlah titik di Kota Cirebon. Kepala Lingkungan Hidup Kota Cirebon, Agung Sedijono mengatakan seluruh titik tanah ini berada di kawasan selatan Kota Cirebon.
“Seluruh titik yang kami uji berada di Kelurahan Argasunya, karena kawasan ini merupakan konservasi dan juga banyak wilayah pertanian,” ujar Agung saat dihubungi CT, Selasa (26/01).
Menurutnya, status rusak ringan ini bukan dikarenakan aktifitas galian C yang banyak tersebar di Kelurahan Argasunya, melainkan perilaku para petani yang masih banyak menggunakan pupuk yang tidak ramah lingkungan.
“Ini yang harus diubah, lama-lama kalau begini Kota Cirebon tidak akan lagi punya lahan pertanian yang produktif,” ujar Agung.
Agung menambahkan, tanah yang mengalami rusak ringan ini masih bisa diperbaiki. Untuk itu, dirinya meminta SKPD terkait untuk turut menangani ini.
” Argasunya itu masuknya kawasan konservasi dan satu satunya kawasan yang harus dilindungi, sangat disayangkan kalau terus seperti ini,” katanya. (Iskandar)