Citrust.id – Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), kontrak pengiriman Mei 2020, melorot hingga di bawah US$ 0 perbarel pada Senin (20/4) atau pertama kalinya dalam sejarah.
Analis Senior sekaligus Educator and Research PT Monex Investindo Futures Cirebon, Jeffry Rey, menjelaskan, WTI atau disebut juga Light Sweet adalah minyak mentah yang diperdagangkan di New York Mercantile Exchange (NYMEX).
Kemarin, kata Jeffry, WTI sempat diperdagangkan di bawah level US$ 1 perbarel karena supply yang berlebih yang tidak dapat ditampung pasar, sedangkan storage juga penuh. WTI menjadi berlebihan karena supply dan demandnya tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pasar, tapi juga karena menjadi ajang spekulasi para trader.
“Akibatnya, pasokan yang berlebihan tersebut menjadi beban, sehingga harus dilepas ke pasar walaupun harus mengeluarkan biaya. Artinya, penjual mau membayar kepada kepada pembelinya. Itulah kenapa harganya menjadi minus,” ujar Jeffry melalui pesan Whatsapp, Selasa (21/4) malam.
Dikatakan dia, permintaan pasar melemah tajam karena permintaan yang anjlok. Pasalnya, ekonomi hampir berhenti berputar sebagai dampak pandemi Covid-19 yang membuat aktivitas sebagian besar industri menjadi lumpuh.
“Berapa lama hal ini akan berlangsung? Tergantung pada seberapa efektif tindakan yang dilakukan tiap negara untuk membatasi penyebaran pandemi Covid-19. Bergantung pula pada bagaimana respons rakyat masing-masing negara dalam mematuhi aturan pemerintah. China sudah mulai pulih. Harapannya, negara-negara besar lainnya juga bisa segera pulih,” tuturnya.
Jeffry menilai, menjelang pemulihan terjadi, harga minyak masih akan bergerak dalam volatilitas yang tinggi, namun masih cenderung melemah. Ditambah minyak WTI yang sempat minus dan ditutup sekitar US$1 perbarel itu adalah harga kontrak bulan Mei yang jatuh tempo pada 21 April 2020.
“Jadi sudah tidak diperdagangkan lagi. Saat ini, yang diperdagangkan adalah WTI kontrak bulan Juni dengan harga terakhir sekitar US$ 16 perbarel. Meski demikian, secara fundamental masih tertekan. Kemarin, harga minyak WTI kontrak Juni masih sekitar US$ 25 perbarel. Tadi perdagangannya sempat disuspend karena telah melemah lebih dari 13 persen di satu sesi perdagangan,” jelas Jeffry. (Haris)