Sebut Majalengka Darurat Teroris, KH. Maman Imanulhaq Tuai Kecaman

  • Bagikan

Majalengkatrust.com – Pernyataan KH. Maman Imanulhaq yang menyebutkan Majalengka Darurat Terorisme menuai banyak protes dari masyarakat.

Hal tersebut terkait pernyataan Maman yang menyebutkan Majalengka sebagai daerah berstatus darurat terorisme. Masyarakat yang memprotes menganggap kalimat darurat hanya bisa dianalogikan untuk situasi yang benar-benar genting.

Hal tersebut diungkapkan tokoh masyarakat Majalengka, yang juga wakil Mapincab Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Majalengka, Abdurachman S.Sos. Dirinya menyesalkan pernyataan KH. Maman Imanulhaq yang menyebut Majalengka Darurat Teroris secara tendensius. Dia juga mempertanyakan barometer dan parameter dari statemen Maman tersebut.

“Kita tentu prihatin ada warga Majalengka yang terlibat dalam terorisme, tetapi saya serta masyarakat lainnya mempertanyakan, karena pelaku terorisme yang diketahui warga Majalengka masih bisa dihitung dengan jari. Jadi dari mana barometer maupun parameternya. Majalengka aman-aman saja, tidak harus disebut darurat, pernyataan Maman itu tendensius,” ungkapnya, Jumat (22/09).

Abdurachman juga tidak sependapat bila hanya karena ada warga Majalengka yang terlibat dalam terorisme, kemudian dikatakan itu karena sistem pendidikan di Majalengka ada yang salah. Alasannya jika berbicara soal pendidikan, itu memiliki keterkaitan dengan kebijakan pemerintah pusat, selain kebijakan yang bersifat lokal.

“Sistem pendidikan di Majalengka sudah bagus, masyarakat Kabupaten Majalengka juga tidak mudah terprovokasi, ini bukti bahwa sistem pendidikan yang diterapkan sudah berada pada relnya,” ujarnya.

Alumnus Universitas Islam Jember ini menambahkan, bahwa sistem pendidikan di Majalengka sudah bagus. Sistem dan pola pendidikan di sejumlah pesantren yang tersebar di kota angin ini telah membentuk karakter yang baik, terutama dalam Islam yang berakhlakul karimah.

“Kalau hanya segelintir, itu bukan berarti langsung bisa disebut darurat, karena dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi saat ini, sangat sulit membendung ekses negatif dari globalisasi. Fakta bahwa ada orang Majalengka yang mengarah pada tindakan terorisme, itu tidak bisa dibantahkan, tetapi tidak bisa serta merta itu adalah kesalahan sistem pendidikan keagamaan,” terangnya. (Abduh)

BACA JUGA:  Unik dan Futuristik, Ada Perkebunan Bawah Laut Hasilkan Berbagai Macam Sayur
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *