Ilustrasi
Majalengkatrust.com – Hujan yang berakhir pada awal Maret serta cuaca panas yang terjadi sepuluh hari terakhir, membuat petani timun suri di Desa Cisalak, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka gagal panen. Timun suri yang biasanya dipersiapkan untuk dijual pada bulan puasa ternyata mati sebelum puncak masa panen.
Menurut keterangan sejumlah petani di Desa Cisalak, biasanya para petani di wilayahnya tersebut mulai menanam sebelum musim bulan puasa, agar pada bulan puasa bisa dipanen setiap hari. Namun tahun ini tanaman timun suri mereka ternyata mati, sehingga hanya bisa dipanen dua kali. Padahal biasanya mentimun bisa dipanen hingga enam kali.
“Sebulan sebelum bulan puasa para petani di wilayah kami sudah mulai tanam, agar pada saat puasa kami bisa memanen setiap hari,” ungkap Nenden, Kamis (25/05).
Jelang puasa, petani menanam mentimun di pematang sawah di areal perkebunan tembakau, karena petani Cisalak setiap tahun menanam ratusan hektare tembakau.
Matinya tanaman mentimun tersebut, menurut Nenden yang didampingi Imas serta Nana, diduga akibat hujan yang terjadi pada periode terakhir.
“Semua tanaman yang terkena hujan mati, karena air hujan mengandung zat yang bisa membuat tanaman mati. Kondisi tersebut diperparah dengan cuaca panas yang cukup terik, yang terjadi beberapa hari belakangan ini,” ujarnya. (Abduh)