Cirebontrust.com – Mengenakan setelan kaus cokelat dan celana panjang cream, pria kelahiran Majaphit Majalengka 23 Juni 1966 silam itu tampak menggebu-gebu memaparkan pengalaman menggauli tulisan di Pekan Diksatrasia Kampus 2 Unswagati Cirebon, Sabtu (20/5).
Joni merasa beruntung karena tulisan bisa mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Ia berterima kasih kepada salah seorang penumpang becaknya waktu itu yang mau berbagi ilmu dan menginspirasinya untuk rajin membaca.
“Saya dulu itu tukang becak, waktu itu ada penumpang saya ternyata seorang penulis. Dia menginspirasi saya untuk membaca dan memberikan saya buku kumpulan cerpen yang berisi kisah-kisah orang pinggiran. Kemana-mana saya bawa buku, ketika sedang tidak ada penumpang, saya baca. Teman-teman meledek, tukang becak kok moco. Saya biarkan saja. Sampai akhirnya cerpen saya dimuat di koran. Saya fotokopi terus saya bagikan ke teman-teman sesama tukang becak itu. Mulai sekarang, saya berhenti narik becak, saya penulis,” kelakar Joni diikuti gelak tawa para audiens.
Joni mengaku karya-karyanya banyak terinspirasi dari lingkungan terdekat. Ia mengambil contoh Lampor sebagai salah satu karyanya yang berhasil memeroleh pengahargaan Cerpen Tebaik Pilihan Kompas 1994.
“Lampor itu terinspirasi dari tetangga saya. Saya menciptakan tokoh pinggiran dengan kehidupan sehari-hari. Bagaimana bisa pasangan suami istri misalnya satunya gemuk satunya lagi kurus, tinggal di gubuk reot, tapi bisa punya anak. Kita sudah biasa menyaksikan pengemis di lampu merah misalnya, karena tidak dilihat menggunakan hati ya itu biasa saja. Coba kita buka hati dan pikiran kita ada yang bisa diperoleh dari sana. Kepekaan kita harus diasah,” paparnya.
Di tempat terpisah, Dinar mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Tingkat II selaku ketua pelaksana Pekan Diksatrasia mengatakan dirinya sangat antusias dan merasa beruntung bisa menghadirkan cerpenis sekaliber Joni Ariadinata.
“Ketika Pekan Diksatrasinya dan seminar, angkatan terdahulu biasanya mengundang penyair. Kali ini kami ingin menyuguhkan yang berbeda, dan memutuskan untuk mengundang cerpenis. Alhamdulillah, ketika dihubungi beliau mau. Pak Joni itu kan salah satu penulis hebat dan karyanya juga banyak mendapat penghargaan. Kami ingin tahu bagaimana beliau berproses, siapa tahu bisa mengikuti jejaknya,” ujarnya kepada Cirebontrust.com. (Uyung)