Majalengkatrust.com – Sejumlah pelanggan PDAM di Kabupaten Majalengka mengeluhkan sering matinya aliran air ke wilayahnya, dan baru mengalir pada jam-jam tertentu, itu pun sangat kecil dan tidak bisa mencukupi untuk kebutuhan rumah tangga dan MCK.
Informasi yang dihimpun Cirebontrust.com, matinya aliran air tersebut diantaranya di Perumahan Bumi Cikal Asih, Desa Cikalong, Kecamatan Sukahaji.
Di Perum tersebut menurut sejumlah ibu rumah tangga seperti disampaikan Entin, air hanya mengalir pada pukul 03.00 WIB dini hari hingga pukul 05.30 WIB. Setelah itu air mati total dan baru mengalir kembali pukul 11.00 WIB atau 12.00 WIB, hingga pukul 15.00 WIB.
Air tidak bisa mengalir ke titik-titik yang lebih tinggi, apalagi tor air atau bak mandi yang ada di lantai dua, karena kondisi air yang mengalir sangat kecil tidak sampai sebesar jari kelingking. Tak heran bila air tak menjangkau tempat yang tinggi. Kondisi tersebut sudah berlangsung kurang lebih setengah bulanan.
Karena kecilnya aliran air, banyak warga yang tidak bisa mencuci pakaian terutama yang menggunakan mesin cuci otomatis. Kalau mencuci harus dilakukan dini hari ketika air benar-benar mengalir dengan cukup.
“Kami berupaya menampung air dengan berbagai tempat. Jolang dan ember dipenuhi, namun tetap tidak mencukupi untuk seluruh kebutuhan. Ketika air mengalir, kami segera mencucui seluruh perabotan sambil menampung air,” ungkap Entin.
Hal yang sama dilakukan Wawat, dia mengaku harus bangun sejak dini hari untuk menampung air. Cucian perabotan rumah tangga bekas memasak sering ditunda dicuci hingga air mengalir kembali. “Bila menggunakan air dari bak mandi, khawatir kekurangan untuk mandi dan kebutuhan lainnya,” ujarnya.
Kondisi serupa juga terjadi di sebagian Kelurahan Munjul dan Cijati. Di wilayah tersebut pada siang hari air tidak mengalir sama sekali.
Gugum warga Kelurahan Munjul mengatakan, air di wilayahnya langsung mati secara otomatis pada pukul 06.00 WIB hingga siang hari. Air baru mengalir pukul 16.00 WIB, itu pun hanya sebentar dan malam harinya kembali mati hingga tengah malam. Kondisi tersebut terjadi sekitar kurang lebih satu pekan.
“Mandi juga kadang susah, pagi jam 6 sudah mati,” ungkap dia. (Abduh)