Cirebontrust.com – Ada tradisi unik yang dilakukan masyarakat di Desa Sinarancang Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW di bulan Maulid. Minggu (16/01).
Mereka menggelar acara Muludan, dengan menyajikan beraneka ragam buah-buahan dan makanan yang dikemas unik dan menarik. Aneka buah-buahan itu dibentuk menyerupai gunungan dan ditempatkan di hampir seluruh shaf jamaah yang datang.
Lebih uniknya lagi, panitia menyediakan sedikitnya 1500 paket “berkat” yang dikemas menggunakan berbagai perabot rumah mulai dari lemari pakaian, rak piring, tas koper, ember dan keranjang yang semuanya berukuran jumbo.
Paket berkat tersebut secara gratis diperuntukkan bagi jamaah, yang mengikuti acara hingga selesai. Di bagian atas panggung tempat para sesepuh dan para Kiai yang memimpin do’a, dihiasi berbagai rupa buah-buahan. Di atasnya tergantung deretan kain sarung dan sorban serta uang 2000-an hingga 50 ribuan.
Panitia sengaja membuat acara tasyakur memperingati Maulid Nabi ini semeriah mungkin. “Kita siapkan beragam sajian buah yang disusun menyerupai gunungan, setiap pengunjung juga dibagikan berkat. Total semuanya 1500 paket,” kata Ketua Panitia yang juga Kuwu Sinarancang, Subandi saat diwawancari Cirebontrust.com.
Acara tradisi muludan yang biasa digelar setiap tahun ini berlangsung khidmat. Sedikitnya 1500 jamaah yang terdiri dari para santri dan warga mengikuti sholawat nabi dan pembacaan barjanzi dengan khusuk.
Suasana sedikit riuh usai pembacaan do’a, para jamaah berebut gunungan buah-buahan dan berusaha menyelamatkan ember “berkat” miliknya. Alhamdulillah jarang-jarang seperti ini, ember berkatnya lumayan buat oleh-oleh istri di rumah,” ujar Yusuf warga Setupatok.
Berbeda dengan jamaah biasa, dibagian atas panggung para Kiai dan sesepuh warga sudah mendapat jatah berkat sendiri. Tak tanggung-tanggung kemasan berkatnya berupa lemari pakaian, rak piring, dan ember berukuran super jumbo.
“Kalau khusus para Kiai sepuh dan tokoh warga berkatnya juga beda. Isinya beragam buah-buahan mulai dari apel, klengkenng, buah naga, jeruk hingga buah durian. Pokoknya untuk Kyai sepuh komplit,” tambah Kuwu Bandi.
Sementara itu, tokoh warga setempat sebagai tuan rumah Ust.H.Ujang Busthomi mengatakan, tradisi Muludan ditempatnya memang sengaja digelar di akhir bulan Maulud. “Selain memperingati kelahiran Kanjeng Nabi Muhammad, acara yng digelar setiap tahun ini sebagai bentuk syukur kita kepada Allah SWT atas nikmat yang kita peroleh. Alhamdulillah kita juga bisa berbagi,” katanya singkat.(Riki Sonia)