Siapakah Pria yang Memegang Angklung di Google Doodle Hari Ini?

Ilustrasi

CIREBON (CT) – Sosok Daeng Soetigna menghiasi Doodle mesin pencari Google sepanjang hari ini, pria pemegang angklung yang ditemani dua orang anak kecil, mengapa ulang tahun Daeng Soetigna yang ke 108 dirayakan Google?

Daeng Soetigna adalah pria kelahiran tahun 1908 pencipta Angklung Diatonis. Ia memiliki kemampuan luar biasa dibidang alat musik. Karena mampu mengubah permainan alat musik angklung yang awalnya memiliki nada dasar pentatonis menjadi diatonis.

Atas keberhasilannya, maka Angklung jenis ini diberinama Angklung Padaeng. Namun pada dasarnya Daeng Soetigna adalah seorang guru. Daeng Soetigna mulai mengabdikan dirinya dibidang alat musik tradisioanl Indonesia, Angklung, setelah dia tidak lagi bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pensiun pada diusia 56 tahun.

Bukannya beristirahat di masa tuanya, Daeng Soetigna malah semakin aktif menyuarakan dan menulis banyak aransemen lagu untuk alat musik Angklung. Sebagai komposer musik, Daeng Soetigna mengangkat Angklung menjadi sebuah alat musik yang disegani dan bisa dipertunjukkan dalam sebuah konser.

Daeng Soetigna pernah belajar dari dari orang yang disebut Pengemis Tua yang memainkan lagu ‘Cis Kacang Buncis’ hanya menggunakan angklung tradisional. Djaja, seorang yang membantu Pak Daeng Soetigna membuat alat Angklung model Diatonis. Djaja menurunkan ilmunya yang sudah puluhan tahun dibidang angklung.

Ada juga yang bernama Wangsa, hanya seorang petani yang mengajarkan banyak hal soal bambu. Daeng Soetigna jadi tahu misalnya bagaimana cara memotong bambu supaya tetap awet dan kapan bambu itu kering.

Sosok lain yang ikut berperan atas suksesnya Daeng Soetigna adalah Setiamihardja. Sebagai guru kerajinan tangan, Setiamihardja bisa dibilang sebagai orang kepercayaan Daeng Soetigna dalam membuat Angklung Padaeng.

Sebagai guru kesenian sejak tahun 1928, pada 1942 ketika Jepang masuk ke Indonesia, Daeng Soetigna ditunjuk menjadi Kepala Sekolah Rakyat atau dulunya dikenal dengan Sekolah HIS.

Ketika Daeng Soetigna akhirnya meninggal pada 8 April 1984, beliau masih terus mendapatkan penghargaan. Dalam catatan sejarah, penghargaan terakhir yang diterima oleh Daeng Soetigna adalah Penghargaan Nasional Hak Kekayaan Intelektual 2013, Pencipta Angklung, Menteri Hukum dan Hak Asasi Republik Indonesia, Amir Syamsudin, pada tanggal 26 April 2013. (Net/CT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *